Sementara itu pihak keluarga AG meminta kasus tersebut diusut tuntas. Perwakilan keluarga Suhariadi mengatakan, apa yang menimpa AG bukan sebuah kecelakaan melainkan pembunuhan.
"Ini bukan urusan kecelakaan, urusan tabrakan, ini kan membunuh," kata Suhariadi dalam keterangan video yang diterima, Minggu (9/4/2023).
Menurut Suhariadi, sebenarnya persoalan ini adalah persoalan kecil.
Menurut dia, kedatangan anggota kepolisian di rumah AG saat kejadian, diduga tanpa perintah Kapolsek Nanga Tayap, tapi diperintah seorang pengusaha pemilik alat berat, Akiang.
Baca juga: Kasus Warga Ditembak Mati Terkait Eksavator, Polda Kalbar Tunggu Komnas HAM
“Ibarat kasarnya, itu diperintah Akiang. Polisi dikambinghitamkan Akiang agar mendapatkan eksavator,” ucap Suhariadi.
Suhariadi mengatakan, andaipun AG merampas hak Akiang, harusnya Akiang melapor ke Polsek. Kemudian Polsek bisa mengeluarkan perintah penangkapan.
"Tapi perintah Akiang saja, sampai anggota datang ke sini," ujar Suhariadi.
Suhariadi mengatakan, bagaimana pun pihak keluarga ataupun kerabat AG meminta keadilan, meminta pertanggungjawaban Akiang.
Kasus tersebut saat ini ditangani Polda Kalimantan Barat. Selain itu Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) ikut menangani kasus tersebut.
Kapolda Kalbar Irjen Pol Pipit Rismanto mengatakan, pihaknya belum bisa menjelaskan hasil penyelidikan Komnas HAM tersebut.
“Kita tunggu dari Komnas HAM juga ya,” kata Pipit saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (15/4/2023).
Pipit berharap, pekan depan Komnas HAM selesai melalukan pemeriksaan dan pengumpulan sehingga bisa menjelaskan kasus tersebut.
Baca juga: Serang Polisi Pakai Sajam, Seorang Warga Ketapang Kalbar Tewas Ditembak
“Mudah-mudahan pekan depan Komnas HAM bisa menjelaskan. Kita tunggu Komnas HAM saja,” ucap Pipit.
Sementara itu Kepala Sekretariat Komnas HAM Perwakilan Kalbar, Nelly Yusnita memastikan, pihaknya telah turun ke lapangan untuk mengumpulkan data.
“Saat ini Komnas HAM sudah turun ke lapangan melakukan penyumpulan data dengan memeriksa seluruh pihak terkait, dari kepolisian dan masyarakat,” ujar Nelly.
Menurut Nelly, saat ini hasil pemeriksaan belum dapat disimpulkan.
“Kami masih melakukan pemeriksaan maraton, semoga pekan depan sidah bisa disimpulkan,” ungkap Nelly.
SUMBER: KOMPAS.com (PenuHendra Cipta | Editor : Ardi Priyatno Utomo, Teuku Muhammad Valdy Arief, Farid Assifa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.