Salin Artikel

Menyoal Penembakan Warga Ketapang oleh Polisi hingga Tewas, Keluarga Korban Sebut Sebagai Pembunuhan

Sementara anggota polisi, Briptu Agus Rahmadian mengalami luka di sejumalh tubuhnya.

Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (4/4/2023) sore. Awalnya dua orang sekitar, Akiang dan Joko kaget saat eksvator miliknya yang hendak diguanakan untuk membersihkan kebun karet tak ada di tempatnya.

Setelah dicari, eksvator tersebut berada di halaman depan rumah AG. Mereka berdua sempat mendatangi AG, namun mendapatkan perlakuan tak mengenakkan dari pemilik rumah.

Hal tersebut dijelaskan Kepala Polisi Resor Ketapang AKBP Laba Meliala.

Akiang selalu pemilik eksvator kemudian meminta bantuan anggota Polsek Nanga Tayap, Bripka Joko untuk menyelesaikan masalah.

Saat diklarifikasi, AG beralasan eksavator itu miliknya yang telah ditukar dengan sebidang tanah.

“Usai memberikan jawaban tersebut, AG kembali menyerang Bripka Joko menggunakan besi sok dan sebuah pisau carter, beruntung Bripka Joko bisa menghindar kemudian langsung pergi," ujar Laba.

Ditembak saat akan mediasi, korban acungkan parang

Pada Jumat (7/4/2023) sore, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Nanga Tayap, Briptu Suhendri dan Briptu Agus Rahmadian bersama dengan perwakilan Akiang kembali datang untuk melakukan mediasi di kediaman AG.

Pertemuan berlangsung di teras rumah AG. Namun saat mediasi, AG masuk ke rumah dan keluar membawa parang. Lalu ia mengejar Briptu Suhendri.

“Melihat rekannya dikejar, Briptu Agus kemudian mengeluarkan tembakan peringatan ke atas sebanyak dua kali,” ucap Laba.

Mendengar suara tembakan. AG berbalik arah dan mengejar Briptu Agus. Ia kemudian membacok tangan kiri Briptu Agus sembari ingin merebut senjata apinya.

“Saat itulah terjadi penembakan yang mengenai pelaku penyerangan," terang Laba.

Saat peritiwa tersebut terjadi, AG meninggal dunia. Sementara Briptu Agus mengalami dua luka sabetan sajam di bagian tangan kiri dan kaki kanan.

Sedangkan perwakilan Akiang mengalami luka di bagian kaki sebelah kiri.

Keluarga korban sebut pembunuhan

Sementara itu pihak keluarga AG meminta kasus tersebut diusut tuntas. Perwakilan keluarga Suhariadi mengatakan, apa yang menimpa AG bukan sebuah kecelakaan melainkan pembunuhan.

"Ini bukan urusan kecelakaan, urusan tabrakan, ini kan membunuh," kata Suhariadi dalam keterangan video yang diterima, Minggu (9/4/2023).

Menurut Suhariadi, sebenarnya persoalan ini adalah persoalan kecil.

Menurut dia, kedatangan anggota kepolisian di rumah AG saat kejadian, diduga tanpa perintah Kapolsek Nanga Tayap, tapi diperintah seorang pengusaha pemilik alat berat, Akiang.

“Ibarat kasarnya, itu diperintah Akiang. Polisi dikambinghitamkan Akiang agar mendapatkan eksavator,” ucap Suhariadi.

Suhariadi mengatakan, andaipun AG merampas hak Akiang, harusnya Akiang melapor ke Polsek. Kemudian Polsek bisa mengeluarkan perintah penangkapan.

"Tapi perintah Akiang saja, sampai anggota datang ke sini," ujar Suhariadi.

Suhariadi mengatakan, bagaimana pun pihak keluarga ataupun kerabat AG meminta keadilan, meminta pertanggungjawaban Akiang.

Tunggu Komnas HAM

Kasus tersebut saat ini ditangani Polda Kalimantan Barat. Selain itu Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) ikut menangani kasus tersebut.

Kapolda Kalbar Irjen Pol Pipit Rismanto mengatakan, pihaknya belum bisa menjelaskan hasil penyelidikan Komnas HAM tersebut.

“Kita tunggu dari Komnas HAM juga ya,” kata Pipit saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (15/4/2023).

Pipit berharap, pekan depan Komnas HAM selesai melalukan pemeriksaan dan pengumpulan sehingga bisa menjelaskan kasus tersebut.

“Mudah-mudahan pekan depan Komnas HAM bisa menjelaskan. Kita tunggu Komnas HAM saja,” ucap Pipit.

Sementara itu Kepala Sekretariat Komnas HAM Perwakilan Kalbar, Nelly Yusnita memastikan, pihaknya telah turun ke lapangan untuk mengumpulkan data.

“Saat ini Komnas HAM sudah turun ke lapangan melakukan penyumpulan data dengan memeriksa seluruh pihak terkait, dari kepolisian dan masyarakat,” ujar Nelly.

Menurut Nelly, saat ini hasil pemeriksaan belum dapat disimpulkan.

“Kami masih melakukan pemeriksaan maraton, semoga pekan depan sidah bisa disimpulkan,” ungkap Nelly.

SUMBER: KOMPAS.com (PenuHendra Cipta | Editor : Ardi Priyatno Utomo, Teuku Muhammad Valdy Arief, Farid Assifa

https://regional.kompas.com/read/2023/04/16/093500478/menyoal-penembakan-warga-ketapang-oleh-polisi-hingga-tewas-keluarga-korban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke