Wali kelas IV SDN 005 Tanjung Palas Timur, Irwan juga mengakui kurikulum merdeka belajar membuat peningkatan kualitas dan daya tangkap murid bisa terpantau dan jauh lebih cepat.
Setiap wali kelas, akan membuat grafik pemetaan sebagai evaluasi kemampuan murid setiap tuga bulan sekali, dan ditempelkan di dinding. Hal itu dilakukan sebagai pengingat dan stimulasi kinerja guru.
‘’Asessmen diagnostic atau evaluasi berupa pemetaan kemampuan siswa kita lakukan setiap tiga bulan, dan kita tempel di Mading kelas. Dengan mengetahui peningkatan kemampuan anak, kita akan terus berinovasi dan terus berfikir untuk terus dan terus melanjutkan tren positif tersebut,’’jelasnya.
Baca juga: Ketua Perkumpulan Sekolah SPK Indonesia: Sekolah SPK Ambil Peran Strategis di Kurikulum Merdeka
Pembelajaran literasi dan numerasi yang dilakukan juga tidak monoton. Guru akan menggunakan alat peraga apa pun, termasuk serbet, untuk menjelaskan bentuk bangun dalam matematika.
Selain itu, SDN 005 Tanjung Palas Hilir, mewajibkan siswanya membaca buku yang mereka sukai minimal 15 menit sebelum pelajaran dimulai.
Seminggu sekali, para siswa akan membawa bekal sarapan untuk dimakan bersama-sama di sekolah. Siswa yang membawa lauk lebih akan berbagi dengan temannya. Tidak jarang, anak-anak membawa hadiah masakan ibunya untuk diberikan kepada guru sebagai ucapan terima kasih.
‘’Jadi guru dituntut kreatif untuk menjadikan murid berkualitas. Murid akan belajar dengan gembira dan materi pelajaran mudah terserap. Dengan sistem pengelompokan kemampuan murid, rasa kebersamaan kian kuat dan sangat bagus untuk perkembangan mental anak,’’kata Irwan.
Salah satu hal yang perlu diapresiasi dari kinerja para guru SDN 005 Tanjung Palas Timur, adalah kemampuan memberi pemahaman kepada orangtua siswa tentang pentingnya pendidikan.
Para orantua pun selalu mendukung pembelajaran para guru. Salah satunya dengan melaksanakan apa yang menjadi anjuran guru. Bahkan, ada orangtua yang akan berusaha keras mencarikan buku bacaan bagi anaknya meski di Kabupaten Bulungan tidak ada toko buku.
‘’Saya pesan di aplikasi belanja online. Pokoknya saya usahakan ada buku supaya anak kita pandai. Meskipun harga buku dan ongkos kirim kurang lebih sama,’’ ujar salah orangtua siswa, Nuraini.
Baca juga: Implementasi Kurikulum Merdeka Perlu Didorong ke Seluruh Sekolah Indonesia
orantua siswa lainnya, Bunga pun berusaha agar anaknya bersekolah dengan baik. Sehingga anaknya tak seperti dirinya yang buta aksara.
Sepulang sekolah, ia akan menitipkan anaknya agar diajari guru sekolah yang kebetulan bertetangga.
‘’Namanya orang tua, pastilah mau bagaimana agar anaknya pandai. Jangan seperti orangtuanya. Karena saya sadar tidak bisa mengajari anak di rumah, saya minta tolong Ibu guru mengulang pelajaran di rumah,’’ tuturnya.
Para orang tua murid juga sepakat hanya memberikan Hp saat saat tertentu. Misalnya ketika anak-anak mereka telah menyelesaikan belajar dan tugasnya di rumah. Itu pun hanya sebentar dan diawasi secara ketat.
Orangtua juga sering datang ke sekolah berkonsultasi dengan guru, dan meminjam buku bacaan di perpustakaan untuk anaknya.