Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5.554 SMK di Indonesia Sudah Pakai Kurikulum Merdeka, Ini Keunggulannya

Kompas.com - 20/05/2022, 16:49 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Dirjen Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendibudristek), Wikan Sakarinto menyebutkan, sudah sekitar 70 persen atau sebanyak 5.554 SMK di Indonesia yang tahun ini menerapkan Kurikulum Merdeka.

Sedangkan SMK yang berstatus Pusat Keunggulan (SMK PK) sudah menerapkan kurikulum tersebut sejak tahun 2021 lalu. Jumlahnya mencapai sekitar 901 SMK seluruh Indonesia. 

Wikan mengatakan, kurikulum baru di SMK ini telah disesuaikan dengan kebutuhan industri.

Dibanding kurikulum lama yang dinilai kaku, kurikulum baru memungkinkan peserta didik dapat belajar di sekolah dengan standar industri yang diharapkan.

Baca juga: 2 Bocah di Magelang Tewas Tercebur Kubangan Galian Septik Tank

“Kurikulum dibuat dengan project base learning. Murid betul-betul menggarap proyek pesanan industri, sehingga tuntutan pun tinggi," kata Wikan, saat ditemui usai Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan 6 Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) di Hotel Puri Asri Magelang, Jawa Tengah, pada Jumat (20/5/2022). 

Dia mengatakan, dengan kurikulum ini, siswa akan merasakan langsung tekanan dari konsumen baik dari kualitas, kuantitas, maupun ketepatan waktu.

Bahkan, bisa jadi, siswa akan menghadapi komplain, ditolak konsumen, dan persoalan-persoalan yang kerap dihadapi di dunia industri.

Perbedaan lain dibanding yang lawas, Kurikulum Merdeka mewajibkan siswa untuk menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau magang selama 6 bulan.

Sedangkan pada kurikulum lama, magang siswa hanya berkisar 2-3 bulan saja.

"Siswa belajar 3 hal, yakni kualitas sesuai pasar, ketepatan waktu, dan cost efesiensi, dan ini sudah dipraktikan. Misalnya, SMK di Madiun, mengerjakan pesanan PT INKA sebanyak 440 kursi eksekutif. SMK menjadi lengan produksi perusahaan-perusahaan besar," terang Wikan. 

Wikan menyebut, kurikulum SMK yang lama terlalu kaku dan mengunci, terlalu banyak materi yang kognitif sehingga fokus pada hard skill.

Sedangkan Kurikulum Merdeka lebih fokus pada soft skill, karakter dan attitude

Baca juga: 35 Kilogram Mi Formalin di Magelang Diamankan, Penjual Jadi Tersangka

Di samping itu, Wikan mengklaim Kurikulum Merdeka lebih fleksibel, adaptif, dan lincah untuk mengkuti tantangan masing-masing daerah. 

"Setiap daerah punya tantangan berbeda, misalnya di kota ini kerja sama dengan industri animasi, di kota lain dengan software house dan sebagainya," ujar Wikan.

Untuk itu, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi, Kemendibudristek berkomitmen terus meningkatkan pendidikan vokasi di Tanah Air.

Salah satu wujudnya menjalin kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Kemitraan direalisasikan dalam bentuk penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dengan 6 dunia industri dan 1 asosiasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Regional
Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Regional
Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com