Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilang sejak 2021, Mulyadi Ternyata Tewas di Tangan Mbah Slamet, Korban Dikenali dari Struktur Gigi

Kompas.com - 13/04/2023, 09:15 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Mulyadi, warga Palembang, Sumatera Selatan, menjadi salah satu korban Tohari alias Mbah Slamet. Pria yang berprofesi sebagai kontraktor tersebut hilang sejak 2021.

Setelah kuburan belasan korban di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, terungkap, Mulyadi dipastikan merupakan salah satunya.

Dikutip dari Tribun Jateng, berdasarkan hasil pemeriksaan polisi, identitas korban dikenali lewat struktur gigi. Gigi yang dipangur itu mirip dengan milik Mulyadi.

Kini, jasad Mulyadi sudah dimakamkan di kampung halamannya pada Rabu (12/4/2023).

Baca juga: Kontraktor Perumahan Diduga Jadi Korban Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang, Awalnya Terjerat Utang, Begini Cerita dari Keluarga

Keluarga sempat ingatkan Mulyadi agar tak percaya penggandaan uang

Adik Mulyadi, Hidayat (33), mengatakan, kakaknya sempat mengajaknya menemui Mbah Slamet.

"Selama ini Pak Mul sama saya terus, karena kerja bareng. Sempat ngajak ke sini, tapi karena ada kegiatan di Palembang, saya tidak ikut," ujarnya di Banjarnegara, Selasa (4/4/2023).

Hidayat menuturkan, keluarga sudah berulang kali mengingatkan Mulyadi agar tak memercayai penggandaan uang yang dilakukan Tohari.

"Sering mengingatkan supaya jangan percaya hal-hal kayak gitu, karena itu mustahil. Mungkin karena terjerat utang, jadi mungkin pikiran ke mana-mana," ucapnya.

Baca juga: Mulyadi, Korban Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang, Dimakamkan di Palembang

 

Menurut Hidayat, perkenalan Mulyadi dengan Mbah Slamet bermula saat sang kakak dikenalkan oleh seseorang. Namun, Hidayat tak mengetahui siapa orang itu.

Mulyadi ternyata sudah dua kali mendatangi Mbah Slamet. Akan tetapi, pada pertemuan kedua, ia tak pernah kembali ke rumah, bahkan hingga setahun.

Sebelum hilang, Mulyadi sempat mengirimkan lokasi terakhirnya, yakni di Desa Balun.

"Bulan Oktober 2021 pergi, setelah sampai sini (mengirim) WhatasApp saya, share location. Seminggu dari situ kemudian hilang," ungkapnya.

Baca juga: Keluarga Korban Pembunuhan Mbah Slamet di Palembang Bantah Mulyadi Dikuburkan dengan Kekasihnya

Berbekal informasi itu, keluarganya lantas melacak keberadaan Mulyadi sesuai dengan titik yang dikirim Mulyadi. Keluarga juga melaporkan ini ke polisi.

Ternyata, Hidayat juga sempat beberapa kali menemui Mbah Slamet, tetapi tidak berhasil.

"Saya sudah laporan polisi, sudah ketemu Pak Tohari (Mbah Slamet), cuma kabur-kabur terus. Pernah ketemu di Polsek, dia bawa pengacara, mengelak terus," tuturnya.

Hingga kemudian, jejak Mulyadi akhirnya diketahui usai terbongkarnya 12 kuburan korban Mbah Slamet.

Baca juga: Penyesalan Mbah Slamet, Dukun Pengganda Uang yang Bunuh 12 Orang: Saya Ingin Bertobat

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain | Editor: Robertus Belarminus), TribunJateng.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Regional
Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Regional
Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Regional
Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Regional
Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Regional
Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Regional
9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

Regional
Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Regional
Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Regional
Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Regional
Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Regional
KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

Regional
Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Regional
Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Regional
Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com