Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Farida Hentikan Kebiasaan BAB Sembarangan Warga Desa Hijrah, NTB

Kompas.com - 13/04/2023, 08:53 WIB
Susi Gustiana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SUMBAWA, KOMPAS.com - Persoalan sanitasi, termasuk ketersediaan sarana Buang Air Besar (BAB) yang aman di sebuah desa, penting untuk diperhatikan. Sebab, tanpa fasilitas yang memadai, masyarakat dalam suatu komunitas rentan terancam berbagai penyakit yang bisa memengaruhi nyawa.

Persoalan sanitasi pernah menjadi tantangan di wilayah Desa Hijrah, Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Sebelum tahun 2016, masyarakat di desa ini terbiasa buang air besar sembarangan sehingga ancaman penyakit seperti diare, tifus, cacingan, hingga Demam Berdarah Dengue (DBD) pun menjadi momok yang sangat menakutkan.

Baca juga: Saat Siswi SMP di Sumbawa Pilih Bolos Sekolah karena Menstruasi...

Kondisi ini membuat seorang petugas sanitarian penyelia di Puskesmas Lape, Farida, merasa tergerak untuk membuat perubahan. Ia pun berupaya untuk mengubah kebiasaan warga yang sudah turun temurun.

"Saat itu, perilaku masyarakat di Desa Hijrah sangat buruk, masih BAB sembarangan. Aroma tak sedap tercium di mana pun," kata Farida, Kamis (12/4/2023).

Perjuangan Farida tidaklah mudah. Seringkali, ia harus bersembunyi di semak belukar demi bisa melihat kondisi sungai dan hutan. Tujuannya, untuk mengetahui di mana lokasi buang air besar warga.

Namun, titik terang mulai terlihat ketika ia bersentuhan langsung dengan masyarakat dan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Program STBM yang dimulai secara nasional pada tahun 2008 ini mulai diterapkan juga di Kecamatan Lape pada 2016.

Melalui program ini, Farida berupaya mengintervensi praktik sanitasi di Desa Hijrah. Ia memulainya dengan mencoba menyelesaikan pilar pertama STBM, yaitu 100 persen stop buang air besar sembarangan.

Pada awal proses intervensi, Farida dan kelompok terkait melakukan sosialisasi dan demonstrasi (pemicuan) STBM.

Menurut Farida, dalam proses ini, warga mengakui melihat dan mencium aroma tak sedap itu. Mereka juga merasa malu, jijik, takut berdosa, dan mau berubah. Namun, kendalanya adalah dana.

"Tantangan terberat mengubah pola pikir orang tua adalah karena kebiasaan buang air sembarangan sudah turun temurun," sebut Farida.

Kondisi itu diperparah dengan tingkat ekonomi masyarakat yang masih rendah.

Rata-rata warga di Desa Hijrah berprofesi sebagai petani dengan penghasilan sekali setahun, sehingga pembangunan jamban belum menjadi prioritas.

Meski begitu, upaya pengentasan BAB Sembarangan tetap bisa dilakukan dengan kolaborasi dari berbagai sektor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
28,4 Juta Warga Jateng Bakal Jadi Pemilih pada Pilkada Mendatang

28,4 Juta Warga Jateng Bakal Jadi Pemilih pada Pilkada Mendatang

Regional
'Longboat' Berpenumpang 11 Orang Diduga Hilang Kontak di Maluku Utara

"Longboat" Berpenumpang 11 Orang Diduga Hilang Kontak di Maluku Utara

Regional
Carut Marut PPDB Lampung, Perubahan Regulasi Jadi Penyebab

Carut Marut PPDB Lampung, Perubahan Regulasi Jadi Penyebab

Regional
Pantai Rambak di Bangka: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Rambak di Bangka: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
192 Bencana di Jateng Terjadi Sepanjang 2024, Kerugian Capai Rp 13 Miliar

192 Bencana di Jateng Terjadi Sepanjang 2024, Kerugian Capai Rp 13 Miliar

Regional
Eks Ketua PGRI Serang Dituntut 2,5 Tahun Penjara di Kasus Korupsi Dana PIP Rp 1,3 Miliar

Eks Ketua PGRI Serang Dituntut 2,5 Tahun Penjara di Kasus Korupsi Dana PIP Rp 1,3 Miliar

Regional
Viral, Video SD Negeri di Magelang Punya Pajero Sport, Begini Faktanya

Viral, Video SD Negeri di Magelang Punya Pajero Sport, Begini Faktanya

Regional
Jokowi Akan Salurkan Bantuan 70.000 Mesin Pompa Air ke Petani, Antisipasi Musim Kemarau Tiba

Jokowi Akan Salurkan Bantuan 70.000 Mesin Pompa Air ke Petani, Antisipasi Musim Kemarau Tiba

Regional
Tertimpa Kapas 300 Kg,  Buruh di Sragen Tewas Saat Bongkar Muat

Tertimpa Kapas 300 Kg, Buruh di Sragen Tewas Saat Bongkar Muat

Regional
Ingin Gelar Kegiatan Seni dan Budaya Gratis? Gedung Seni Budaya Kota Tangerang Bisa Jadi Rekomendasi

Ingin Gelar Kegiatan Seni dan Budaya Gratis? Gedung Seni Budaya Kota Tangerang Bisa Jadi Rekomendasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com