LEMBATA, KOMPAS.com - Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami erupsi ratusan kali selama dua hari terakhir.
Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok melaporkan pada periode pengamatan Minggu (2/4/2023) dan Senin (3/4/2023) gunung setinggi1423 meter dari permukaan laut (mdpl) itu meletus 187 kali.
Petugas Pos PGA Ile Lewotolok Fajaruddin M. Balido mencatat, selama Minggu (2/4/2023) terjadi letusan 103 kali, dengan tinggi kolom abu 300-600 meter dan warna asap putih dan kelabu.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu Capai 700 Meter
"Letusan ini disertai dentuman dan gemuruh lemah hingga sedang," ujar Fajaruddin dalam keterangannya, Rabu (4/4/2023).
Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 200-700 meter di atas puncak kawah.
Selain itu terjadi dua kali gempa guguran, 120 kali gempa embusan, 39 kali gempa tremor non harmonik, 52 kali tremor harmonik, empat kali tektonik lokal, dan empat kali tektonik jauh.
Sementara pada periode pengamatan, Senin (3/4/2023) terjadi 78 kali letusan dengan tinggi 200-500 meter dan warna asap putih dan kelabu.
Letusan ini disertai gemuruh atau dentuman lemah hingga sedang serta lontaran lava ke arah tenggara sejauh 500 meter.
"Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 200-500 meter di atas puncak kawah," bebernya.
Fajaruddin melanjutkan, pada periode yang sama terjadi gempa guguran dua kali, embusan 120 kali, 29 kali tremor non harmonik, 38 kali tremor harmonik, satu kali tektonik lokal, dan dua kali tektonik jauh.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok di NTT Meletus 52 Kali, Tinggi Kolom Abu Capai 700 Meter
Ia menambahkan, hingga saat ini aktivitas gunung Ile Lewotolok masih level II waspada.
Warga diminta tidak memasuki dan melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung Ile Lewotolok.
Warga Desa Lamawolo, Lamatokan, dan Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.