Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Misterius Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara yang Diduga Bunuh 10 Orang

Kompas.com - 04/04/2023, 12:03 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Sosok tersangka kasus pembunuhan 10 orang, Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah, dikenal tertutup.

Mbah Slamet yang memaki modus jadi dukun pengganda uang itu pun dikenal tak pernah bersosialisasi.

Bahkan istri Mbah Slamet sendiri bernama Sanem mengaku tak mengetahui aksi keji suaminya itu.

Baca juga: Membongkar Fakta Pembunuhan Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara, Jengkel Ditagih Korban

Sanem bahkan mengaku telah ditelantarkan Mbah Slamet dalam satu tahun terakhir ini.

"Apa aktivitasnya saya tidak tahu, saya saja ditelantarkan selama satu tahun ini," kata Sanem, dilansir dari Tribunnews.com.

Baca juga: Polisi Dalami Pinjaman Online Pelaku Mutilasi di Sleman, Jadi Pemicu Pembunuhan

Sanem menceritakan, di rumahnya di Desa Balun, Wanayasa, suaminya sering kedatangan tamu.

Namun dirinya ia tak mengetahui secara persis, apa yang maksud kedatangan tamu tersebut.

"Saya cuma disuruh buatkan teh," kata wanita yang sehari-harinya berjualan sayur kubis itu.

Baca juga: Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Mengaku Korbannya 5 Orang Bukan Satu

Sosok misterius

Kasus pembunuhan tersebut membuat terkejut warga Desa Balun. Namun, banyak warga yang tak mengenal dekat sosok Mbah Slamet, tersangka pembunuhan berantai itu.

Lalu, terkait kabar Mbah Slamet merupakan dukun pengganda uang, warga sekitar mengaku dapat info dari orang luar desa.

"Terkait profesinya banyak warga yang tidak tahu persis dan mengetahui akan hal itu. Tapi istrinya sempat dagang kubis," ungkap Kepala Desa Balun Mahbudiono.

"Karena jauh dari warga yang lain artinya orang-orang juga cuek," tambahnya.

 

Korban Mbah Slamet

Konferensi pers pembunuhan oleh dukun penggadam uang di Mapolres Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (3/4/2023).KOMPAS.com/FADLAN MUKHTAR ZAIN Konferensi pers pembunuhan oleh dukun penggadam uang di Mapolres Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (3/4/2023).

Mahbudiono sendiri mengaku terkejut dengan penemuan 11 jenazah di desanya.

Jenazah itu, kata Mahbudiono, dikubur di kebun milik orangtua Mbah Slamet.

"Saya tahu ada satu mayat saja merinding apalagi ini banyak sekali. Masyarakat juga resah dengan adanya kejadian seperti ini," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqudusy mengatakan,

Timm DVI Polda Jateng edang melakukan identifikasi korban yang ditemukan.

"Malam ini akan diidentifikasi tim DVI Polda Jateng," jelasnya saat dikonfirmasi, Senin (3/4/2023).

Sementara dia meminta warga yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk segara melakukan laporan ke Polres Banjarnegara.

"Bisa juga ke kantor kepolisian terdekat," kata Iqbal.

Sementara Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto menjelaskan, kasus itu terungkap usai polisi keluarga salah satu korban berinisial PO melaporkan kasus orang hilang.

Setelah ditindaklanjuti, korban PO diduga telah dibunuh Mbah Slamet lantaran terus menagih janji uang kepada tersangka.

Pelaku saat itu memberi janji kepada PO bahwa uang sebesar Rp 70 juta akan dilipatgandakan menjadi Rp 5 miliar.

"Korban terus menagih mana hasil penggandaan uangnya. Akhirnya tersangka kesal dan memberikan minuman berisi potas kepada korban," jelas Hendri.

(Penulis : Kontributor Semarang, Muchamad Dafi Yusuf | Editor : Khairina)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Sosok Slamet Tohari Dukun Pengganda Uang dan Pencabut Nyawa dari Banjarnegara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com