Herman mengaku melihat oknum polisi berinisial M memukuli Awang namun dirinya tidak dapat melakukan pembelaan karena takut dengan sang oknum anggota polisi yang saat itu memegang senjata api.
"Saya melihat teman saya dipukuli dan diinjak namun saya tidak bisa melerai karena takut oknum polisi saat itu memegang pistol," ungkap Herman.
Baca juga: Tiba di Merauke, Jenazah Briptu Meizyard yang Gugur di Puncak Jaya Disambut Isak Tangis Keluarga
Keluarga Awang akan membawa masalah ini ke ranah hukum dan telah meminta bantuan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di Merauke.
Perihal sapi tersebut, menurut Awang, adalah kesalahpahaman.
Warga yang mengaku pemilik sapi mengira hewan ternak tersebut adalah miliknya. Padahal hewan itu ialah milik seorang warga bernama Budi. Masalah kepemilikan sapi pun telah diselesaikan secara kekeluargaan.
Kapolres Merauke AKBP Sandi Sultan mengatakan, tiga orang polisi telah diperiksa buntut dugaan penganiayaan tersebut.
"Tiga orang anggota polisi telah diperiksa oleh Paminal dan sang guru juga telah menjalani pemeriksaan nanti hasilnya akan saya sampaikan," kata Kapolres Merauke.
Dia pun menyelidiki motif di balik dugaan penganiayaan tersebut.
"Kalau guru ini betul melakukan tindakan kriminal di luar dari pekerjaannya akan saya tindak lanjuti, namun jika tidak berarti ada hal-hal yang perlu saya tindak lanjuti terkait dengan anggota yang melakukan tindakan di luar prosedur," tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.