KARAWANG, KOMPAS.com - Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena matahari yang terlihat dikelilingi cincin pada Jumat (31/3/2023).
Fenomena yang terjadi pada Jumat sekitar pukul 10.00-13.00 WIB itu sempat membuat heboh masyarakat. Semakin siang, cincin yang terlihat di sekeliling matahari semakin kecil.
Baca juga: Polisi Tangkap Geng Motor yang Setrum dan Bacok Korbannya hingga Tembus Paru-paru di Karawang
Cincin itu juga memperlihatkan bias pelangi. Penampakan matahari bercincin itu diunggah warga di media sosial Instagram.
"Sepertinya fenomena Halo Matahari itu," kata Kepala BMKG Jawa Barat Stasiun Geofisika Teguh Rahayu melalui pesan singkat, Sabtu (1/4/2023).
Rahayu mengatakan, halo matahari adalah fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari.
Ada beberapa jenis halo matahari. Namun, umumnya terjadi karena kristal es pada awan cirrus yang dingin dan jaraknya sekitar lima sampai 10 kilometer di atas lapisan atmosfer.
"Fenomena ini, kata Rahayu, bergantung pada bentuk dan arah kristal es, cahaya matahari direfleksikan dan dibiaskan oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma.
"Sehingga sinar matahari menjadi terpecah ke dalam beberapa warna karena efek dispersi dan refraksi dan dipantulkan ke arah tertentu, sama seperti pada pelangi," jelas Rahayu.
Rahayu mengungkapkan, fenomena halo itu juga bisa muncul pada malam hari. Namun, jenis halo yang dibentuk oleh pembiasan sinar matahari dapat menunjukkan warna. Adapun Halo refleksi berwarna putih.
"Pada malam hari, mata manusia sulit melihat warna; oleh karena itu, Halo Bulan sebagian besar tampak putih," katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.