Tak sembarang orang bisa menjadi kuli panggul. Ramah dan tebar senyum ke penumpang adalah salah satu kemampuan yang wajib dimiliki kuli panggul.
"Seninya adalah bagaimana agar orang yang menyewa jasa kita bisa nyaman, senang dan yakin. Itu tak mudah, ada seninya," ungkap Ali.
Meski angkat barang berat, kuli panggul harus tetap tersenyum. Awalnya memang cukup berat, namun lama-lama akan terbiasa.
"Kalau cemberut tak enak dipandang," imbuhnya.
Sekali angkat barang, biasanya dia diberi upah Rp 15.000 hingga Rp 20.000 tergantung dengan berat dan banyaknya barang.
Terkadang ada juga penumpang yang memberi upah lebih dari Rp 20.000 sekali angkat.
"Kadang ada yang lupa tidak ngasih upah juga, mungkin sedang buru-buru," keluh Ali sambil menunggu kedatangan kereta selanjutnya.
Dia bersyukur, penghasilannya menjadi kuli panggul cukup menghidupi keluarganya yang ada di Jepara.
"Kalau dihitung per bulan berapa ya susah karena beda-beda. Intinya cukup untuk menafkahi keluarga," ujarnya.
Ketua Paguyuban Kuli Panggul Stasiun Tawang, Sugiono menjelaskan, tak ada tarif pasti untuk kuli panggul. Namun, rata-rata penumpang memberi upah ke kuli panggul mulai Rp 10.000 hingga Rp 20.000.
Sampai saat ini terdapat 60 kuli panggul yang aktif di Stasiun Tawang. Dari jumlah tersebut kuli panggul dibagi menjadi dua piket.
"Jadi dibagi dua 30 orang untuk pagi sampai sore dan sisanya sore sampai pagi," katanya di tempat perkumpulan Kuli Panggul di Stasiun Tawang.
Baca juga: Cerita Damir, Kuli Panggul Padi di Lombok Tengah, Pernah Keseleo karena Pematang Sawah Licin
Tak ada batasan umur untuk menjadi kuli panggul di Stasiun Tawang.
"Anggota saya juga ada yang umur 70 tahun masih jadi kuli panggul," imbuh dia.
Menurutnya, kuli panggul yang ada di Stasiun Tawang tergolong rapi. Selain dari segi fisik, cara kerjanya juga terkonsep dengan baik.