Ia juga tak menyangka rumahnya akan kebanjiran karena terakhir kali air menggenang adalah dua tahun yang lalu.
"Terakhir peristiwa seperti ini terjadi sekitar dua tahun lalu. Tinggi genangan air tidak jauh beda seperti ini," ungkapnya.
Jumari menambahkan, di wilayahnya hujan tak begitu lebat, sehingga banjir yang dialaminya kemungkinan banjir kiriman.
"Di sini hujan tidak begitu deras, penyebab banjir yang dialami beberapa warga di Desa Nantal karena banjir kiriman," ucapnya.
Untuk menjaga rumahnya, Jumari berjaga di depan rumah sembari menyiapkan genset digunakan apabila listrik mati.
Baca juga: Sungai Meluap, Akses Jalan Penghubung Muara Enim-Lahat Terputus
Banjir juga mengakibatkan kemacetan parah di Jalan Lintas Muara Enim-Lahat atau tepatnya di perbatasan Desa Arahan dan Desa Banjar Sari Kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat, Kamis (9/3/2023) sore.
Kemacetan terjadi hingga lima jam, sejak pukul 18.00-23.00 WIB.
"Macet terjadi dari sebelum magrib tadi karena air Lematang yang meluap hingga ke jalan," ujar Sari, salah satu warga yang terjebak macet.
Sripoku.com melansir, air sungai yang meninggi dan aliran yang deras membuat kendaraan tak bisa melintasi jembatan.
"Airnya cukup tinggi dan deras, mobil dan motor tidak bisa lewat sehingga terjadi kemacetan yang parah," ucap Sari.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Korban Banjir di Lahat: Misnawati Lihat Rumahnya Hanyut, Jumari Terpaksa Jaga Rumah Sendirian
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.