KULON PROGO, KOMPAS.com – Bengkak mendera jari manis tangan kanan Wagiyem (70), warga Pedukuhan Sungapan 4, Kalurahan Wahyuharjo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jari itu semakin besar dari hari ke hari dan berwarna merah, bahkan lebih besar dari jempol kaki.
Jari membesar diduga karena infeksi pada kulit di tempat cincin berada.
Baca juga: Damkar Yogyakarta Operasi Tembolok Ayam Keluarkan Mata Pancing yang Tertelan
Pemadam Kebakaran (Damkar) Kulon Progo pun sampai menurunkan dua personel untuk menangani kasus ini.
Berbekal mini grinder, kedua pemadam berhasil melepaskan cincin di jari manis Mbah Giyem itu dengan cara cincin dipotong.
“Seperti ini harus dilakukan dua orang, yang satu memegang tangan sedangkan satunya memotong pakai grinder,” kata Kornelius Hadi Susilo, anggota Damkar Kulon Progo, Senin (6/3/2023).
Baca juga: 2 Warga Kuningan Disengat Tawon, Sarang Tawon Vespa Seukuran Galon Dievakuasi Damkar
Permintaan melepas cincin diterima pukul 10.13 WIB. Permintaan disertai foto tangan dengan jari manis yang sudah membesar dua kali lipat dari biasanya.
Hadi mengungkapkan, damkar bukan hanya bertugas sebagai pemadam kebakaran semata, tetapi juga menjalani aksi penyelamatan. Termasuk kasus yang dialami Mbah Giyem ini.
Hadi kebetulan tengah piket dan seorang pemadam lain bernama Riyanto baru usai menerima kunjungan pelajar TK di kantor jalan Sugiman, Kalurahan Margosari, Kapanewon Pengasih.
Keduanya kemudian bertolak ke rumah Wagiyem di Sungapan 4. Mereka beriringan dengan personel ambulan PSC 119 menuju ke rumah Wagiyem ini.
Petugas Damkar sambil membawa mini grinder. Peralatan ini biasa dipakai untuk memotong di posisi sulit dan celah sempit.
Hadi terkejut sesampainya di rumah Wagiyem. Jari manis kanan itu terlihat mengalami infeksi berat ditandai jari bengkak yang memerah. Mereka memutuskan tidak memotong di rumah Mbah Giyem ini, melainkan mengirimnya ke RSU Rizki Amalia Galur.
Pemotongan berlangsung di bawah pemantauan dokter dan perawat rumah sakit. Sebelumnya, Mbah Giyem menerima suntikan bius lokal dan antibiotik.
Setelah itu, aksi memotong cincin berlangsung. Hadi dan Riyanto kerja gilir ganti. Yang satu memegang tangan, satunya lagi memotong. Sambil memotong, mereka menyemprotkan NaCl atau cairan infus untuk mendinginkan cincin yang cepat menghangat saat digerinda.
Seorang perawat mengawali memasukkan gunting ke celah lingkar cincin. Gunting jadi penahan supaya gerinda tidak kena kulit dan daging pasien.