KOMPAS.com - Tembang maskumambang adalah salah satu tembang macapat. Dimana, tembang macapat adalah karya sastra Jawa berbentuk puisi tradisional yang dilagukan.
Tembang maskumambang tidak berbeda dengan tembang macapat lainnya yang memiliki arti dan aturan yang mengikat, seperti guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu.
Berikut ini adalah pengertian, watak, dan aturan tembang Maskumambang.
Tembang maskumambang adalah tembang macapat kesebelas yang berasal dari dua kata, yaitu mas yang berarti sesuatu yang berharga dan kumambang yang berarti mengambang.
Tambang maskumambang menggambarkan awal mulai manusia saat berada dalam alam ruh, kemudian ditanamkan di rahim seorang ibu.
Baca juga: 11 Jenis Tembang Macapat
Filosofi maskumambang memiliki makna seorang bayi yang masih mengambang atau bergantung di rahim ibu.
Setiap tembang macapat memiliki watak masing-masing. Watak tersebut digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung di dalam lirik dan menjadi ciri khas tembang.
Watak tembang maskumambang berupa keprihatinan, kesengsaraan, kesedihan, dan sikap cemas dalam menghadapi kehidupan.
Keberadaan watak tembang maskumambang digunakan sebagai media untuk menyampaikan nasihat yang berupa pesan moral kehidupan.
Dengan memaknai tembang tersebut, manusia dapat lebih prihatin dalam menjalani kehidupan.
Masing-masing tembang Macapat memiliki aturan atau paugeran yang berbeda.
Fungsi paugeran atau aturan menjadi ciri khas setiap tembang macapat.
Baca juga: Tembang Sinom: Pengertian, Watak, Guru Gatra, dan Guru Wilangan
Berikut ini adalah aturan tembang Maskumambang.
Guru gatra adalah jumlah baris (atau kalimat) dalam satu bait. Guru gatra dalam tembang maskumambang adalah empat baris.
Artinya dalam setiap bait tembang maskumambang terdapat empat baris.