SEMARANG, KOMPAS.com - Pelukis asal Kota Semarang, Ge Haryanto, tampak sibuk menyelesaikan lukisan berukururan 80 x 100 cm di serambi rumahnya, tepatnya di Jalan Kyai H. Zainuddin Raya Nomor 41, Genuk, Kota Semarang.
Puluhan lukisan wajah dipasang rapi memenuhi tiap sudut ruangan. Ada lukisan wajah K.H. Maimoen Zubair, Habib Luthfi bin Yahya, Ir Soekarno, Gus Dur, Moeldoko, Hendrar Prihadi, Megawati Soekarnoputri, dan masih banyak lagi.
Kemampuan Ge, sapaan akrabnya, dalam bidang lukis memang tak perlu diragukan lagi. Pasalnya, dirinya sudah terjun ke dunia seni lukis sejak 31 silam.
Baca juga: Soal Pilpres 2024, SBY: Nanti Saja, Saya Pelukis Saja
Tak heran, banyak orang yang tertarik dengan hasil karya Ge yang khas dengan goresan yang rapi.
"Kalau saya memang fokus aliran realis naturalis, jadi harus sabar, teliti. Kalau ditanya sejak kapan, sudah cukup lama terjun di seni lukis," tutur Ge saat ditemui Kompas.com di studio lukis miliknya, Rabu (15/2/2023).
Ge mengaku, awal dirinya belajar melukis dimulai sejak 1992 di Sanggar Seni Bianglala dan Sanggar Imam Bonjol Kota Semarang.
Setelah enam tahun, pada 1998 Ge memilih berpindah ke Bali untuk menghidupi kehidupannya dengan melukis dan bisa bertahan hingga saat ini.
"Saya di sini tidak ada jenuhnya, karena saya senang melakukan pekerjaan ini. Yang dimana, kebetulan sebagian orang bisa menghargai hobi saya," tutur dia.
Lebih jelas Ge mengatakan, selanh beberapa waktu, Ge kembali lagi ke kota kelahirannya, Semarang, untuk mengembangkan keahliannya sebagai pelukis.
Baca juga: Wanita Ini Tinggalkan Pekerjaan Bergaji Tinggi demi Beralih Jadi Pelukis Pasir
Dalam mengembangkan kemampuannya, Ge turut aktif mengikuti sejumlah komunitas seni lukis di Semarang.
Hebatnya, pada bulan Juli 2022 lalu, dia dan beberapa kawannya berhasil membuat komunitas seni yang menaungi pelukis dari berbagai macam aliran. Namanya, Komunitas Pojok Warna.
"Pojok Warna memang baru, tapi pelukisnya dari berbagai daerah, dan beda aliran. Ada yang dekoratif, realis naturalis, ada yang abstrak juga," imbuh Ge.
Bukan tanpa alasan Ge membentuk Komunitas Pojok Warna yang bermarkas di rumah miliknya itu.
Dirinya mengaku, ingin membentuk suatu wadah yang bisa memberi dukungan dan apresiasi lebih kepada sesama pekerja seni.
"Kita sesama teman ingin saling support. Karena setiap perupa energinya tidak sama, nah supaya kita sama-sama maju dan berkembang, Pojok Warna punya harapan jika karya yang kita buat lebih bisa diapresiasi," tutur Ge.
Baca juga: Mengenal Rohani, Pelukis Disabilitas Inspiratif dari Aceh…