Salin Artikel

Kisah Ge Haryanto, Bangun Komunitas Pojok Warna untuk Wadahi Pelukis Berbagai Aliran di Kota Semarang

Puluhan lukisan wajah dipasang rapi memenuhi tiap sudut ruangan. Ada lukisan wajah K.H. Maimoen Zubair, Habib Luthfi bin Yahya, Ir Soekarno, Gus Dur, Moeldoko, Hendrar Prihadi, Megawati Soekarnoputri, dan masih banyak lagi.

Kemampuan Ge, sapaan akrabnya, dalam bidang lukis memang tak perlu diragukan lagi. Pasalnya, dirinya sudah terjun ke dunia seni lukis sejak 31 silam.

Tak heran, banyak orang yang tertarik dengan hasil karya Ge yang khas dengan goresan yang rapi.

"Kalau saya memang fokus aliran realis naturalis, jadi harus sabar, teliti. Kalau ditanya sejak kapan, sudah cukup lama terjun di seni lukis," tutur Ge saat ditemui Kompas.com di studio lukis miliknya, Rabu (15/2/2023).

Ge mengaku, awal dirinya belajar melukis dimulai sejak 1992 di Sanggar Seni Bianglala dan Sanggar Imam Bonjol Kota Semarang.

Setelah enam tahun, pada 1998 Ge memilih berpindah ke Bali untuk menghidupi kehidupannya dengan melukis dan bisa bertahan hingga saat ini.

"Saya di sini tidak ada jenuhnya, karena saya senang melakukan pekerjaan ini. Yang dimana, kebetulan sebagian orang bisa menghargai hobi saya," tutur dia.

Lebih jelas Ge mengatakan, selanh beberapa waktu, Ge kembali lagi ke kota kelahirannya, Semarang, untuk mengembangkan keahliannya sebagai pelukis.

Dalam mengembangkan kemampuannya, Ge turut aktif mengikuti sejumlah komunitas seni lukis di Semarang.

Hebatnya, pada bulan Juli 2022 lalu, dia dan beberapa kawannya berhasil membuat komunitas seni yang menaungi pelukis dari berbagai macam aliran. Namanya, Komunitas Pojok Warna.

"Pojok Warna memang baru, tapi pelukisnya dari berbagai daerah, dan beda aliran. Ada yang dekoratif, realis naturalis, ada yang abstrak juga," imbuh Ge.

Ruang apresiasi antar pelukis

Bukan tanpa alasan Ge membentuk Komunitas Pojok Warna yang bermarkas di rumah miliknya itu.

Dirinya mengaku, ingin membentuk suatu wadah yang bisa memberi dukungan dan apresiasi lebih kepada sesama pekerja seni.

"Kita sesama teman ingin saling support. Karena setiap perupa energinya tidak sama, nah supaya kita sama-sama maju dan berkembang, Pojok Warna punya harapan jika karya yang kita buat lebih bisa diapresiasi," tutur Ge.

Ge menyebut, Komunitas Pojok Warna ini dihidupi oleh sejumlah pelukis dari Semarang, Ambarawa, Yogyakarta, bahkan Surabaya.

Di samping itu, komunitas pelukis satu ini juga cukup aktif melakukan kegiatan kolektif, seperti diskusi, melukis bersama di jalanan, hingga mengadakan pameran karya.

"Syukur-syukur kalau karya kita dikoleksi sama peminat lukisan. Jadi masing-masing personal merasa tersupport, dan ini memang usaha untuk saling mendukung sesama pekerja seni," tutur dia.

Sayangya hingga saat ini, Komunitas Pojok Warna belum mendapat perhatian dari pemerintah. Sehingga, mereka hanya mengandalkan semangat dan kontribusi dari antar anggota.

Dengan demikian, Ge berharap, kedepannya Pojok Warna bisa lebih aktif dalam berkolaborasi sehingga bisa lebih lebar membuka ruang apresiator.

"Kalau dari pemerintah sepertinya belum ada, atau mungkin saya yang tidak mengetahui. Merawat komunitas itu tidak mudah, tapi kita punya harapan ke depan untuk terus maju," pungkas Ge.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/17/083103078/kisah-ge-haryanto-bangun-komunitas-pojok-warna-untuk-wadahi-pelukis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke