MIMIKA, KOMPAS.com - Personel Gabungan Operasi Damai Cartenz telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pembakaran pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Rabu (15/2/2023).
Hasilnya, sebagian besar bagian pesawat hangus terbakar dan hanya menyisakan beberapa bagian saja.
Baca juga: Personel Gabungan Tak Temukan KKB dan Pilot Susi Air di Distrik Paro, Nduga
"Pesawat Susi Air sekitar 80 persen habis (terbakar), tinggal ada sebagian sayap, baling-baling dan ekor pesawat," ujar Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani di Mimika, Rabu (16/2/2023) malam.
Pesawat pilatus milik maskapai Susi Air itu dibakar kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang dipimpin Egianus Kogoya pada Selasa (7/2/2023). Pilot pesawat, Kapten Philip Mark Merthens, disandera oleh kelompok tersebut.
Setelah melakukan olah TKP, personel TNI-Polri membersihkan sisa-sisa pesawat yang masih berada di landasan.
"Kita dua hari satu malam di sana, masyarakat sudah kosong, kemudian olah TKP juga sudah selesai dan kita melakukan pembersihan di runway Lapangan Terbang Paro, besok mungkin sudah bisa digunakan untuk pendaratan pesawat," kata Faizal.
Saat ini sejumlah personel TNI-Polri masih berada di Distrik Paro untuk berjaga dan mengantisipasi KKB pimpinan Egianus Kogoya kembali ke lokasi itu.
"Sampai sekarang dari rekan-rekan Kopasgat yang mengamankan runway masih ada di sana," ujarnya.
Situasi keamanan di Distrik Paro menjadi tidak kondusif setelah KKB pimpinan Egianus Kogoya mengancam pekerja bangunan yang sedang membangun Puskesmas Paro, pada Sabtu (4/2/2023).
KKB diyakini membakar pesawat pilatus milik Susi Air di Lapangan Terbang Paro pada Selasa (7/2/2023) pagi.
Pada Rabu (8/2/2023), Satgas Ops Damai Cartenz mengevakuasi 15 pekerja bangunan yang sempat diancam Egianus Kogoya, ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Baca juga: Personel TNI-Polri Tiba di Distrik Paro Nduga, Polisi: Distrik Itu Benar-benar Kosong
Para pekerja bangunan itu dievakuasi di tengah perjalanan ketika berjalan kaki menuju Distrik Kenyam.
Kondisi itu membuat sejumlah warga Distrik Paro meninggalkan rumah mereka. Kapolres Nduga AKBP Rio Aleksander Penelewen mengatakan, warga Distrik Paro berbondong-bondong berjalan kaki ke Distrik Kenyam untuk mengamankan diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.