SEMARANG, KOMPAS.com - Angka stunting Jateng pada 2022 secara menyeluruh turun 0,1 persen dari 2021 menjadi 20,8 persen. Namun di 20 kabupaten/kota mengalami kenaikan kasus stunting.
Menurut hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang baru dirilis, angka stunting Jateng masih di bawah stunting nasional sebesar 21,6 persen.
Disebutkan kasus stunting tertinggi Jateng terjadi di Brebes dengan presentase 29,1 persen.
Baca juga: Meski Stunting Baru Turun 0,1 Persen, Kepala BKKBN Puji Penanganannya di Jawa Tengah
Kemudian 10 kota berikutnya juga mengalami kenaikan angka stunting. Mulai dari Temanggung 28,9 persen, Magelang 28,2 persen, Purbalingga 26,8 persen.
Lalu Blora 25,8 persen, Sragen 24,3 persen, Rembang 24,3 persen, Pekalongan 23,5 persen, Batang 23,5 persen, Kota Pekalongan 23,1 persen, dan Pati 23 persen.
Untuk itu Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) RI Hasto Wardoyo menambah gelontoran dana di Jateng dari sebelumnya 2022 Rp 41 miliar kini menjadi Rpb 51 miliar pada 2023.
“Jateng harus menjadi bandol nasional ya, karena jumlah penduduknya besar. Kalau Jateng penurunan stunting signifikan, maka memberikan daya ungkit secara nasional,” kata Hasto kepada Kompas.com, Senin (13/2/2023).
Hal itu disampaikan usai Rapat Kerja Daerah Program Bangga Kencana dan Penurunan Stunting di Hotel Santika, Semarang.
Lebih lanjut, survei SSGI menunjukkan kenaikan stunting cukup tinggi di Kabupaten Grobogan. Dari semula 2021 di angka 9,6 persen menjadi 19,3 persen pada 2022 lalu.
Baca juga: 14 Makanan Sumber Zat Besi yang Bisa Mencegah Stunting pada Anak
Kemudian sejumlah daerah juga mengalami penurunan cukup besar. Semula lebih dari 20 persen, kini berhasil mencapai angka belasan persen.
Antara lain Kota Semarang dari 21,3 persen menjadi 10,4 persen. Demak dari 25,5 persen menjadi 16,2 persen. Jepara dari 25 persen menjadi 18,2 persen. Tegal dari 23,9 menjadi 16,8 persen. Diikuti 11 kabupaten/kota lainnya.
Sebagai upaya pencegahan stunting, Hasto mengharuskan pada calon pengantin melakukan pemeriksaan kesehatan di faskes yang tersedia. Hal ini untuk memudahkan pemerintah kabupaten/kota dalam pemetaan ibu hamil.
“Saya declare mulai 1 Maret kalau mau nikah harus menunjukkan sertifikat pranikah ELSIMIL. Kalau belum diperiksa, maka jangan dinikahkan. Karena periksa gampang, di Jateng semua puskesmas gratis,” tegasnya.
Baca juga: Pemprov Sulsel, Tanoto, dan UNICEF Luncurkan Buku Percepatan Penurunan Stunting
Pemeriksaan dilakukan untuk mengecek hb dalam darah, lingkar lengan atas, tinggi badan, dan berat badan.
Pasalnya menurut Kemenag Jateng pernikahan di Jateng pada 2022 sebanyak 271.271 pasangan. Hasto mengatakan rata-rata 80 persen diantaranya atau setara dengan 217 ribu pasangan mengalami kehamilan di tahun pertama.
Sedangkan stunting di Jateng berada di kisaran 20 persen. Sehingga diperkirakan bayi stunting sekitar 43 ribu yang perlu perhatian khusus.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.