KOMPAS.com - Peristiwa Situjuah adalah peristiwa sejarah di Nagari Situjuah Batua, Sumatera Barat yang selalu diperingati setiap tanggal 15 Januari.
Peristiwa Situjuah yang terjadi pada 15 Januari 1949 adalah aksi penyerangan Belanda terhadap para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Dalam catatan sejarah, peristiwa ini terjadi pada periode Revolusi Fisik di saat Pemerintahan Indonesia mempertahankan kemerdekaannya dari kolonial Belanda.
Peristiwa besar ini selalu dikenang oleh masyarakat Nagari Situjuah Batua hingga saat ini.
Dilansir dari laman resmi Nagari Situjuh Batua, Kejadian ini berlangsung saat berdirinya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Seperti diketahui, Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) adalah suatu pemerintahan darurat yang dibentuk pada tanggal 22 Desember 1948.
Meski ibu kota PDRI berlokasi Bukittinggi, namun perjuangannya lebih banyak terjadi di desa-desa dan hutan-hutan Sumatra Tengah.
Oleh pihak Belanda, PDRI kerap disebut “Pemerintahan Dalam Rimba Indonesia”, sedangkan lokasinya disebut "Somewhere in the Jungle".
Peristiwa Situjuah terjadi di Lurah Kincia, Nagari Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Kejadian ini berlangsung saat pihak Belanda melancarkan agresi yang dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II.
Latar belakang Peristiwa Situjuah adalah untuk menggelorakan semangat perlawanan rakyat sekaligus membuktikan pada dunia internasional bahwa Pemerintahan Republik Indonesia masih ada.
Oleh karena itu, rakyat akan terus melakukan perlawanan dan perjuangan untuk melawan propaganda Belanda.
Belanda saat itu tengah melakukan klaim bahwa mereka telah menguasai Indonesia sepenuhnya setelah berhasil menduduki ibu kota Republik Indonesia, Yogyakarta, serta menangkap dan mengasingkan para pemimpin Republik.
Pada 14 Januari 1949 malam, para pejuang mengadakan rapat untuk membahas strategi dalam menghadapi agresi yang dilakukan pihak Belanda.
Rapat digelar atas instruksi Gubernur Militer Sumatera Tengah, Sutan Mohammad Rasjid dan dipimpin oleh Chatib Sulaiman selaku Ketua Markas Pertahanan Rakyat Daerah.