ACEH UTARA, KOMPAS.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bercerita tentang kekahwatirannya PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM) di Krueng Geukuh, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, akan tinggal nama.
Cerita ini berawal pertengahan tahun lalu, produksi PT PIM sempat terhenti lantaran pasokan gas dari PT Medco E&P Malaka.
Sebulan kemudian, PIM beroperasi kembali setelah pasokan gas kembali lancar.
Baca juga: Jokowi Hidupkan Lagi Pabrik Pupuk di Aceh: Berpuluh Tahun Kita Diamkan Aset Sebesar Ini
Namun, persoalan belum selesai. Tidaak lama kemudian, pasokan gas kembali terhenti.
Sampai-sampai, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, pada 5 Desember 2022, Erick mengungkapkan khawatir PT PIM tinggal nama saja.
Saat itu, Erick resah lantaran belum mendapat kepastian tentang pasokan gas ke PIM. Jika berlanjut, dia khawatir PIM mati lagi pada Januari 2023.
"Mengenai Aceh, yang pasti yang sekarang kita didorong oleh pemerintah memastikan PIM ini tetap produksi dan kami juga masih kesulitan gas terus terang. Ini Januari bisa mati lagi kalau gasnya belum dapat lagi," kata Erick saat itu, seperti yang disampaikan dalam siaran pers yang dikirimkan oleh manajemen PT PIM, Selasa (14/2/2023).
Saat itu, PIM mengandalkan suplai gas dari LNG Tangguh di Papua Barat.
Namun, BP Tangguh baru bisa menyuplai lagi pada 2026. PIM sendiri awalnya mengupayakan impor gas, tapi tidak berhasil.
Untuk mencari jalan keluarnya, Erick menjalin komunikasi intens dengan SKK Migas.
Baca juga: Jokowi Sebut Pupuk Masih Langka dan Mahal Saat Resmikan Pabrik di Aceh
Belakangan, didapat jaminan pasokan gas untuk anak perusahaan Pupuk Indonesia itu pada 2023 dari SKK Migas.
Itu sebabnya, Erick Thohir dapat tersenyum sumringah ketika mendampingi Presiden Jokowi meresmikan pabrik NPK milik PT PIM.
"Pengoperasian pabrik pupuk khusus NPK ini bukti komitmen, sekaligus menjalankan amanat konstitusi dan arahan presiden dalam penyediaan pupuk yang strategis dalam ketahanan pangan demi mendukung visi Indonesia Emas 2045. Keberadaan pabrik ini diharapkan tak hanya memenuhi sebagian kebutuhan pupuk nasional untuk meningkatkan produktivitas pertanian, tapi juga menjaga stabilitas harga pangan nasional," kata Erick.
Keluhan soal pasokan gas juga direspons Presiden Joko Widodo saat meresmikan Pabrik NPK milik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Krueng Geukueh, Lhokseumawe, Jumat (10/2/2023).
Sementara di Aceh, ada dua pabrik pupuk berhenti beroperasi.
"Saya melihat di sini, di Aceh, ada dua pabrik pupuk yang berhenti. Aceh Asean Fertilizer (AAF) dan Pupuk Iskandar Muda. Ini sejak 2005. Problemnya gas. Apakah kalau tidak cukup dari dalam negeri tidak bisa kita impor agar pabriknya jalan?" kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Jokowi Hidupkan Lagi Pabrik Pupuk di Aceh: Berpuluh Tahun Kita Diamkan Aset Sebesar Ini
Jokowi menyayangkan aset sebesar itu dibiarkan menganggur bertahun-tahun mengingat kebutuhan pupuk nasional sebesar 13,5 juta ton per tahun, sementara yang bisa diproduksi hanya 3,5 juta ton.
Melihat fakta itu, Jokowi kemudian memberi penugasan khusus kepada Erick Thohir agar mengupayakan kedua pabrik pupuk itu beroperasi kembali.
"Itulah yang saya tugaskan saat itu kepada Menteri Erick Thohir untuk bisa dijalankan dua-duanya," tambah Jokowi.
Hasilnya, saat ini baru PT PIM yang bisa beroperasi kembali. Sementara AAF, kata Jokowi, masih ada banyak masalah yang harus dilihat dan dihitung.
Namun begitu, Jokowi mengapreasiasi upaya yang dilakukan Erick.
"Jalan dulu satu, tidak apa-apa. PIM-1, PIM-2, jalani. Kebutuhan gas, dicarikan. Ini kebutuhan dasar yang kita inginkan kok dibiarkan saja," kata Jokowi.
Baca juga: 300 Hektar Sawah di Pidie Aceh Diserang Hama Keong, Petani Kewalahan
Pemerintah, kata Jokowi, telah mengucurkan investasi untuk pabrik NPK PIM senilai Rp 1,7 triliun. Itu untuk industrinya, juga sarana pendukung seperti pelabuhan.
Sebagai informasi, pabrik pupuk PT PIM dan AAF didirikan menyusul penemuan ladang minyak dan gas bumi di ladang Arun, Aceh Utara, pada 1976.
AAF didirikan atas kerja sama negara-negara ASEAN pada 1979 untuk produksi pupuk urea. Lalu, PIM menyusul pada 1982. Kebutuhan gasnya dipasok langsung dari ladang Arun.
Baca juga: Lhokseumawe: Setelah Kota Petrodolar Mati...
Seiring merosotnya produksi gas bumi dari ladang Arun, AAF berhenti beroperasi pada 2003, disusul PT PIM pada 2005.
Pada 2012, PIM dihidupkan kembali meski beberapa kali berhenti beroperasi lantaran pasokan gas tersendat. Pada 2018, PIM mengakuisisi AAF senilai Rp624 miliar.
Dengan beroperasinya pabrik NPK ini, kapasitas produksinya 570 ribu ton per tahun. Jokowi menekankan agar produksinya dimaksimalkan untuk mengatasi kelangkaan pupuk di petani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.