Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Jokowi, Kami Sudah Lelah Belajar Pakai Lampu Minyak Tanah, Tolong Kasih Kami Listrik"

Kompas.com - 09/02/2023, 19:10 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Paola Jawa Waikelak (11), tampak sibuk merapikan kursi dan meja di rumahnya, Rabu (8/2/2023) malam.

Bocah berusia 11 tahun itu juga tak lupa mengisi minyak tanah di dalam sebuah alat penerangan sederhana yang biasa disebut lampu minyak tanah.

Baca juga: Harga Beras di Flores Timur Tembus Rp 15.000 Per Kg, Pemkab Pantau Jalur Distribusi

Lampu ini terbuat dari kaleng bekas yang dilengkapi sumbu. Kaleng itu diisi minyak tanah, sumbu kemudian dicelupkan hingga ke dasar kaleng. Ujung sumbu pun dinyalakan.

Tak hanya rumah Paola, warga lain juga mengandalkan lampu minyak tanah untuk penerangan. Jika tidak, mereka melewati malam dalam keadaan gelap gulita.

Paola tinggal di Kampung Wulokolong, Desa Lamatutu, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia merupakan siswa kelas IV Sekolah Dasar Inpres (SDI) Bou.

Di kampung itu, Paola tidak sendiri, ada juga beberapa siswa lain yang mengenyam pendidikan di SDI Bou.

Di antaranya, Simon Petrus Waiklak (12), Yohanes Kopong (13), Dominika Waiklak (10), Katarina Lerek Lamabewa (6), Maksimus Lamabewa (8), dan beberapa siswa lain.

"Di sini ada 12 orang yang sekolah di SDI Bou jadi kalau kami ke sekolah selalu sama-sama. Kebetulan malam ini jadwalnya di saya punya rumah untuk belajar bersama," ucap Paola saat ditemui, Rabu (8/2/2023) malam.

Suasana belajar malam itu sungguh memilukan. Mereka harus duduk berdempetan agar kebagian cahaya lampu. Sebab cukup sulit bagi mereka untuk membaca dan menulis.


Seusai belajar, para siswa ini pun mengungkapkan curahan hatinya. Yohanes Kopong mengaku, sudah lelah belajar dengan kondisi seperti itu. Sebab sudah belasan tahun mereka hidup tanpa penerangan listrik.

"Kami kalau malam sangat sulit belajar, kami butuh listrik di sini. Kami mohon bantuan dari pemerintah," pinta Yohanes.

Siswa lain, Katarina dan Dominika mengungkapkan hal senada. Mereka berharap Presiden Joko Widodo bisa membangun jaringan listrik ke kampung mereka.

"Pak Jokowi tolong bantu kami, kami sudah lelah belajar pakai lampu minyak tanah. Tolong kasih kami listrik," ucap keduanya.

Warga Kampung Wulokolong, Benediktus mengatakan, ketiadaan penerangan listrik membuat aktivitas warga terbatas. Apalagi, para siswa yang hendak belajar di malam hari.

Ditambah lagi akses jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Kondisi ini, lanjutnya, membuat para siswa dari kampung itu memilih berhenti bersekolah.

"Banyak yang tidak mau sekolah dan memilih kerja kebun. Ada juga yang merantau ke daerah lain. Ini lah kondisi yang kami alami di sini," ujarnya.

Ketua RT 16 Wulokolong Simon Sake Lamabewa menyebut, kampung itu dihuni 17 kepala keluarga (KK) dengan total populasi 65 jiwa.

Baca juga: Siswa SD di Flores Timur Bertemu Terduga Penculik, Sempat Dibujuk Uang Rp 10.000

Warga beberapa kali mengusulkan pembangunan jaringan listrik ke kampung itu melalui pemerintah desa setempat.

Hingga saat ini, belum ada jawaban dari pemerintah maupun Perusahaan Listrik Negara (PLN) Flores bagian timur.

"Kami hanya bisa berharap kampung ini bisa mendapat perhatian dari pemerintah. Karena di sini ada kehidupan dan generasi masa depan bangsa, khususnya Flores Timur," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com