Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Lautan, Tumpukan Sampah di Muara Sungai BKT Semarang Buat Warga Resah

Kompas.com - 24/01/2023, 14:38 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Khairina

Tim Redaksi

 

SEMARANG, KOMPAS.com - Ujung Sungai Banjir Kanal Timur (BKT), Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) seperti lautan sampah. Tumpukan sampah tersebut semakin dekat ke permukiman warga.

Tumpukan sampah yang berada di Kampung Nelayan Tambakrejo itu membuat warga resah. Selain ancaman kesehatan, keberadaan sampah-sampah itu juga mengancam ekosistem laut.

Kekhawatiran warga soal ancaman ekosistem laut itu terbilang masuk akal karena mayoritas warga Tambakrejo berprofesi sebagai nelayan.

Baca juga: Alami Rem Blong Saat Perjalanan ke TPA Sarimukti, Truk Sampah Terguling di Bandung Barat

Manager Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jateng, Iqbal Alghofani mengatakan, penumpukan sampah di muara Sungai BKT memang terjadi setiap tahun.

"Kami sudah sering menyampaikan ini karena sudah terjadi setiap tahun," jelasnya saat dikonfirmasi, Selasa (24/1/2023).

Saat ini, WALHI Jateng sedang mencari solusi soal penanganan tumpukan sampah yang ada di muara Sungai BKT tersebut.

"Kita sudah pernah menyampaikan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang juga," ujar Iqbal.

Baca juga: Aniaya Tetangga gara-gara Sampah, Pria di Labuan Bajo Jadi Tersangka dan Ditahan

Jarak antara tumpukan sampah dengan permukiman warga Tambakrejo berjarak 100 meter. Mayoritas sampah berjenis plastik yang mengancam kesehatan.

"Kebanyakan berupa plastik, bisa menjadi mikro plastik dan jika dimakan ikan bakal mempengaruhi kesehatannya," ungkapnya.

Beberapa catatan yang dia peroleh, ditemukan ikan yang mempunyai kelamin ganda dan terganggu kesehatannya.

"Sehingga tak bagus kalau dikonsumsi," ucapnya.

Warga sudah mulai terserang penyakit gatal-gatal. Selain itu, jumlah nyamuk juga semakin banyak semenjak ada tumpukan sampah di Sungai BKT itu.

"Sampah-sampah itu dari aliran sungai," ujar Iqbal.

Pohon mangrove hilang

Warga Tambakrejo, Kharis menjelaskan, lokasi tumpukan sampah-sampah tersebut awalnya ditumbuhi pohon mangrove. Namun, saat ini sudah mulai hilang.

"Tahun 2012 area yang sekarang banyak sampah itu dipenuhi dengan mangrove tapi sekarang berangsur hilang," ujar dia.

Dia menjelaskan, akibat tumpukan sampah tersebut membuat pasir yang ada di bibir sungai itu menjadi terlihat kotor karena banyak sampah.

"Tahun 2022 banyak sampah juga, sekarang terjadi lagi," kata Kharis.

Menurutnya, tumpukan sampah tersebut didominasi dengan sampah industri dan plastik. Dia meyakini, sampah-sampah tersebut kiriman dari daerah atas.

"Ini terbawah arus sungai. Kalau sampah rumah tangga dari sini sudah dikelola warga," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com