LEBAK, KOMPAS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkunjung ke permukiman Suku Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Selasa (24/1/2023).
Anies datang bersama rombongan dari Partai Nasdem dan diiringi ratusan relawan.
Baca juga: Ada Upacara Kawalu, Baduy Dalam Ditutup Bagi Wisatawan hingga 24 April 2023
Dalam kunjungannya tersebut, Anies mengatakan hendak bersilaturahmi dengan warga Baduy sekaligus nostalgia karena pernah datang ke Baduy pada 2013.
Baca juga: Kolenjer, Penanggalan Tradisional Masyarakat Baduy di Desa Kanekes
“10 tahun lalu datang ke sini, menginap di rumah Pak Sarip. Alhamdulillah ditakdirkan ke sini lagi,” kata Anies saat berdialog dengan warga di Kampung Kaduketug, Desa Kanekes, Selasa.
Baca juga: Anies Baswedan Jalan-Jalan dan Pelabelan Ditakuti
Anies mengatakan, banyak perubahan yang terjadi di Baduy dibandingkan dengan saat dia berkunjung 10 tahun lalu.
Satu di antaranya yang berubah adalah banyak UMKM bermunculan di Baduy.
“Kalau dari sisi keramaian, lebih ramai daripada dulu, lebih banyak yang berjualan. Menunjukan sebagai pasar itu tumbuh tapi keramahannya, persaudaraannya masih sama," kata Anies.
Dalam dialog tersebut, warga Baduy meminta kepada Anies untuk ikut membantu memperjuangkan adanya pengakuan agama di KTP khusus untuk masyarakat Baduy.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Desa Kanekes, Agus, mewakili Kepala Desa Kenekes, Saija, yang tidak dapat hadir karena harus menghadiri upacara adat di Baduy Dalam.
“Agama di KTP kalau bapak liat masih strip. Mohon intervensi dan bantuan segenap Partai Nasdem berserta Bapak Anies agar kami masyarakat adat Baduy punya legalitas keyakinan yang kami anut dan diakui secara resmi oleh negara,” kata Agus.
Agus menjelaskan, sejak 2015, masyarakat Baduy memperjuangkan adanya pengakuan agama tersebut di KTP. Namun, hingga saat ini belum terwujud.
Menurut Agus, warga Baduy sendiri menganut Agama Sunda Wiwitan dan belum tercantum di KTP.
“Itu harapan kami dan kenang-kenangan untuk Pak Anies. Semoga menjadi pembahasan dan dialog di Jakarta nanti. Kalau Bapak ingat Sunda Wiwitan pasti ingat Baduy. Jadi jangan lupa dibahas agar selalu ingat wilayah Baduy,” kata dia.
Menanggapi hal itu, Anies mengatakan akan mencari solusi dari harapan warga Baduy tersebut.
“Jadi bahan untuk bisa diproses karena itu warisan leluhur cukup panjang. Kita cari kebijakan yang menenangkan semua pihak,” kata Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.