Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDAM Kepri Ganti Jaringan Pipa dan Garap Proyek Suling Air Laut, Telan Biaya Rp 3,2 Triliun

Kompas.com - 20/01/2023, 08:07 WIB
Hadi Maulana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com- Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kepri bakal mengganti seluruh jaringan pipa air di Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri).

Proyek pergantian pipa yang dikerjakan bersamaan dengan proyek sea water reverse osmosis (SWRO) senilai Rp 3,2 triliun ini mulai dikerjakan pada tahun ini.

Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad mengatakan, terus mendorong perbaikan infrastruktur PDAM agar kebutuhan masyarakat tentang air bersih bisa terpenuhi dengan layanan yang terbaik.

Baca juga: Kasus Perundungan Siswi SMK di Batam Belum Temukan Titik Terang hingga Berlanjut Saling Lapor Polisi

Ansar juga mengatakan, keterbatasan ketersediaan sumber air baku di Pulau Bintan masih menjadi salah satu permasalahan yang utama dalam pelayanan kebutuhan pokok masyarakat.

Hal ini diakibatkan kondisi atau jenis dan struktur tanah di Pulau Bintan yang tidak memiliki cekungan air dan daya serap tanah untuk menyimpan air.

"Pesatnya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan infrastruktur perekonomian juga menjadi penyebab tidak sebandingnya kebutuhan dengan ketersediaan air bersih di Pulau Bintan" kata Ansar melalui keterangan tertulis, Kamis (19/1/2023).

Kapasitas empat waduk sumber air baku Perumda Air Minum Tirta Kepri dalam pelayanan air bersih di Pulau Bintan adalah Sungai Pulai, Sungai Gesek, Kolong Enam, Sungai Jago, ditambah Waduk Kawal yang akan segera dimanfaatkan dianggap belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Karena masih terdapat daftar waiting list sekitar 5.000 pelanggan dan cakupan pelayanan masih sebesar 48 persen dengan jumlah pelanggan yang terlayani masih sekitar 22.000 Sambungan Langganan. Untuk itu Pemerintah harus mencari altenatif lain untuk menambah sumber air baku. Tentu dengan biaya yang sangat besar," terang Ansar.

Baca juga: PDAM Surabaya Berencana Produksi Air Minum Dalam Kemasan, Investasi Rp 10 Miliar

Untuk itu, Ansar menyambut baik investasi dalam pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) di Pulau Bintan apalagi dengan memanfaatkan potensi laut yang dimiliki Provinsi Kepri.

"Bantu fasilitasi perizinannya sehingga kerja sama dapat segera diwujudkan setelah semua regulasi dipenuhi," papar Ansar.

Direktur Utama (Dirut) PT. Tirta Bintan Perkasa Agus Salim menyebutkan, proyek ini akan berlangsung dalam dua tahap.

"Kami akan membangun fasilitas 300 liter per detik untuk tahap pertama dan 500 liter per detik untuk tahap kedua," kata Agus melalui keterangan tertulis, Kamis (19/1/2023).

Ia menjelaskan untuk tahap pertama ini, akan fokus di Kota Tanjungpinang dan sekitarnya.

Baca juga: PDAM Surabaya Berencana Produksi Air Minum Dalam Kemasan, Investasi Rp 10 Miliar

Sedangkan untuk tahap kedua akan difokuskan di keseluruhan Pulau Bintan.

"Kami berharap seluruh masyarakat Pulau Bintan mendapat akses air 24 jam tujuh hari dalam seminggu, sehingga melalui akses ketersediaan air bersih bagi masyarakat Bintan ini, bisa membawa kesejahteraan dan menunjang kegiatan perekonomian yang ada," terang Agus.

"Insya Allah Bintan dan Tanjungpinang akan berkembang, serta menjadi salah satu faktor menurunnya stunting di daerah Bintan-Tanjungpinang," tambah Agus.

Diakui Agus, perusahaannya telah membangun dan mengoperasikan sarana penyulingan air laut dan air payau menjadi air bersih di beberapa sarana fasilitas dan infrastruktur BUMN.

Bahkan saat ini juga sedang membangun fasilitas yang serupa di Kota Kupang untuk mendukung sarana SPAM dan industri.

Baca juga: Embung Sei Bolong Kering, 8.000 Pelanggan PDAM di Nunukan Alami Krisis Air Bersih

Tarif bakal naik

Ansar mengatakan, setelah diperiksa bersama Kementerian PUPR, tarif dasar PDAM Tirta Kepri masih jauh ketimbang daerah lain. 

Dia pun mengusulkan tarif tersebut ditinjau ulang.

"Namun, untuk saat ini belum. Akan ditinjau ulang kalau pelayanan sudah lebih baik dari saat ini. Seperti pelayanan dengan SWRO ini nantinya yang juga kualitas air lebih baik, maka akan kita tinjau ulang," sebut Ansar.

 

Sebagai informasi, Perumda Air Minum Tirta Kepri merupakan penyelenggara pelayanan air minum bagi masyarakat Pulau Bintan, khususnya wilayah Tanjungpinang, Kijang dan Tanjung Uban.

Sedangkan PT Tirta Bintan Perkasa merupakan perseroan terbatas yang bergerak di bidang teknologi pengelolaan dan penyediaan sarana air bersih dan air minum SPAM dengan SWRO serta jaringan perpipaan distribusi yang berkantor di Cilandak, Jakarta Selatan.

Baca juga: Pipa PDAM Rusak akibat Gempa, Pemkab Cianjur Siapkan 25 Truk Tangki Pengangkut Air

Sesuai kesepakatan, nantinya pelaksanaan penyelenggaraan fasilitas SPAM dan jaringan perpipaan SWRO di Pulau Bintan akan terbagi atas dua tahap.

Tahap pertama dengan fasilitas SWRO 1 x 300 liter per detik diperuntukkan bagi Kota Tanjungpinang yang diperkirakan dapat beroperasi pada 2024.

Untuk tahap kedua dengan fasilitas SWRO 1 x 500 liter per detik diperuntukkan bagi Kabupaten Bintan yang diperkirakan dapat beroperasi pada 2026.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Seluruh Murid Diliburkan

Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Seluruh Murid Diliburkan

Regional
Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Regional
Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar 'Online' buat Ujian

Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar "Online" buat Ujian

Regional
Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Regional
Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Regional
28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

Regional
Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Regional
Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Regional
Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Regional
Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Regional
Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Regional
Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Regional
Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Regional
Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com