Selanjutnya, demonstran yang sebagian membawa parang, cangkul, kayu, dan lain sebagainya itu kocar-kacir mendengar suara rentetan tembakan.
Ali sembari tiarap merekam peristiwa yang diakui Presiden Joko Widodo itu sebagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat masa lalu.
“Setelah itu saya tidak tahu lagi berapa banyak korban totalnya. Luka-luka. Korban paling saya ingat, ada anak Saddam Husein, yang meninggal dunia. Ini tak jauh dari lokasi saya tiarap,” kata Ali mengenang peristiwa itu.
Baca juga: Pelanggaran HAM di Aceh, KKR Aceh: Ini Persoalan Bangsa Indonesia
Dia menyebutkan, selepas rentetan tembakan itu, Ali sempat didatangi seorang prajurit TNI.
“Dalam hati saya, habislah saya hari ini. Prajurit itu bilang, ini kan yang kamu mau. Ini kamu mau, kalian GAM juga,” kata Ali, menceritakan bagaimana prajurit TNI itu menodongkan senjata ke arahnya.
Pascaperistiwa itu, sebagian korban dibawa ke arah Krueng Mane, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara.
Kabarnya, kata Ali, yang dibawa ke arah Muara Batu meninggal dunia semuanya. Sedangkan yang dibawa ke Rumah Sakit Arun, di Lhokseumawe, sebagian besar selamat.
“Kalau ke arah Muara Batu yang ada puskesmas. Kabarnya meninggal semua,” kata Ali.
Baca juga: Menanti Sikap Presiden Jokowi Terkait Pelanggaran HAM di Aceh
Selepas kejadian kelam itu, ujar Ali Raban, Umar HN dan Imam Wahyudi melarikan diri ke Banda Aceh. Mereka dicari oleh personel TNI.
“Kami sudah curiga akan dicari sejak awal. Maka, Bang Umar saat itu bersama Imam memutuskan untuk kita menyelamatkan diri. Sembari mengirimkan kaset rekaman ke Jakarta, kita ke Banda Aceh,” kata Ali.
Dia menyebutkan, setelah Presiden Joko Widodo mengakui peristiwa itu sebagai kesalahan negara pada masa lalu, alangkah baiknya negara hadir ke lokasi.
“Meminta maaf kepada korban langsung,” terang Ali.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo mengakui sejumlah pelanggaran HAM berat di Indonesia. Salah satunya, peristiwa Tragedi Simpang KKA di Aceh Utara pada 1999.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.