Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga "Dibully" Teman dan Guru, Siswi SMK di Batam Pindah Sekolah hingga Dapat Bantuan Psikiater

Kompas.com - 08/01/2023, 15:32 WIB
Hadi Maulana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Diduga kerap menjadi korban perundungan atau bullying di sekolah, SI (17) siswi SMK di Batam, Kepulauan Riau (Kepri) terpaksa memilih berpindah sekolah.

Orangtua SI, Indra Juniarti mengatakan, perundungan dilakukan teman dan guru anaknya. Hingga akhirnya SI mendapat bantuan psikiater.  

"Anak saya sampai stress bersekolah di sana. Bukan hanya temannya saja yang merundung, bahkan gurunya juga. Hal ini sudah berlangsung dari anak saya duduk di kelas X," ungkap Indra saat ditemui, Minggu (8/1/2023).

Baca juga: Kaleidoskop 2022: Kasus Anak Dibully Setubuhi Kucing Sampai Meninggal hingga Kakek Tiri Habisi Siswi SMP

Indra mengaku sudah melaporkan kejadian ini kepada kepala SMK Satu Bangsa Harmoni Batam 3 kali. 

"Bahkan sudah ada pertemuan ke pihak yayasan. Namun tidak ada perubahan, makanya saya memilih untuk memindahkan anak saya. Dia sudah sangat tertekan di sana, hingga sekarang butuh bantuan psikiater," jelas Indra.

Indra menceritakan awal mula perundungan. Awalnya, IS izin 3 hari kepada wali kelasnya berinisial G karena kegiatan keluarga di luar Kota Batam. Namun SI mendapat alfa pada absensi murid.

"Dari konten YouTube yang dibuat oleh oknum guru berinisial G. Di sana (terungkap) sebenarnya dia ingin memberikan izin, namun teman sekelasnya meminta agar anak saya diberikan alfa saja pada absensi," tutur Indra.

Baca juga: Mengaku Menunggu Suami, Perempuan di Palembang Bawa 135 Peluru, Ternyata Depresi Ditinggal Suaminya Meninggal

Setelah konten tersebut diposting, beberapa hari setelahnya guru G keluar dari sekolah itu. 

Hal ini membawa dampak negatif terhadap SI. Ia disebut 'biang kerok' hingga oknum guru di sekolah tersebut dipecat oleh pihak sekolah.

Dikarenakan tuduhan ini, SI dikucilkan teman sekelasnya. Tuduhan 'biang kerok' juga disematkan oknum guru lainnya yang menjadi tenaga pengajar di kelas SI.

"Salah satu oknum guru lain berinisial AH, kemudian menjadi provokator dan kerap menyebut anak saya menjadi penyebab G dikeluarkan. Hal ini kemudian disambut oleh teman-teman SI. Karena tindakan provokasi ini dilakukan disaat AH tengah mengajar," tegas Indra.

Keluarga yang mengetahui hal ini, kemudian melaporkan tindakan ini kepada pihak sekolah.

Pihak sekolah sendiri kemudian menjelaskan, alasan guru G keluar bukan dikarenakan dipecat melainkan dikarenakan mendapat pekerjaan baru.

Walau demikian, perundungan guru dan murid terhadap SI terus berlanjut setiap hari. Hingga akhirnya, AH menuding SI mendapatkan nilai bagus karena hasil menyontek.

"Pak AH ini selalu bilang ke anak saya nyontek aja jangan banyak gaya. Nilai kamu bagus karena nyontek, jangan banyak gaya kau mau cari tempat PKL belum tentu saya izinkan kamu PKL. AH juga pernah menendang kaki meja anak saya saat ia sedang menulis," jelas Indra.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Regional
Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Bupati Solok Selatan Diperiksa 2 Jam

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Bupati Solok Selatan Diperiksa 2 Jam

Regional
ABG Pembunuh Polisi di Lampung Divonis 9 Tahun 6 Bulan Penjara

ABG Pembunuh Polisi di Lampung Divonis 9 Tahun 6 Bulan Penjara

Regional
Inovasi Samsat Kebumen, Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Malam Hari

Inovasi Samsat Kebumen, Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Malam Hari

Regional
Calon Bupati dan Wakil Jalur Perseorangan di Belitung Timur Harus Setor 9.580 Salinan KTP

Calon Bupati dan Wakil Jalur Perseorangan di Belitung Timur Harus Setor 9.580 Salinan KTP

Regional
Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Sparing Bela Diri, Ini Pengakuan Pelaku

Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Sparing Bela Diri, Ini Pengakuan Pelaku

Regional
Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang Bakal Berdampak ke Lalu Lintas Pantura Demak

Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang Bakal Berdampak ke Lalu Lintas Pantura Demak

Regional
BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Rob di Sejumlah Daerah di Maluku

BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Rob di Sejumlah Daerah di Maluku

Regional
Amankan Pilkada 2024, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp 190,1 Miliar untuk TNI dan Polri

Amankan Pilkada 2024, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp 190,1 Miliar untuk TNI dan Polri

Regional
Airin Senang Mantan Walkot Tangerang Maju pada Pilkada Banten

Airin Senang Mantan Walkot Tangerang Maju pada Pilkada Banten

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Puluhan Balita di Majene Keracunan, Polisi Periksa Tiga Orang Saksi

Puluhan Balita di Majene Keracunan, Polisi Periksa Tiga Orang Saksi

Regional
Cerita Nenek Hasinah, Guru Ngaji yang Kumpulkan Uang di Bawah Bantal untuk Naik Haji

Cerita Nenek Hasinah, Guru Ngaji yang Kumpulkan Uang di Bawah Bantal untuk Naik Haji

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com