Namun kini sejak tanah di kampung mereka habis terkena abrasi mereka tak mendapatkan hasil apapun.
Kondisi ini membuat sejumlah perempuan desa merasa prihatin. Mereka pun membentuk organisasi perempuan yang bertujuan menekan dampak buruk abrasi.
"Kekhawatiran abrasi menelan kampung kami sudah menjadi nyata, harus ada langkah yang dilakukan dan itu harus ada pelibatan pemerintah," jelas Raniah, Ketua Kelompok Perempuan Sungai Lemau.
Kegiatan penanaman mangrove di tepi pantai pernah mereka lakukan. Namun ganasnya laut menyapu ratusan mangrove yang mereka tanam.
"Saat ini pemerintah perlu turun tangan, abrasi terus menyerang. Suami kami dahulu nelayan, kami perempuan menjual ikan kering dan kelapa sekarang kehilangan penghasilan. Anak-anak putus sekolah," keluhnya.
Koordinator Data dan Informasi BMKG Bengkulu, Anang Anwar menyatakan, perubahan iklim itu nyata akibat pemanasan global serta berdampak pada naiknya permukaan air laut begitu juga kenaikan suhu air laut.
Sepanjang 20 tahun, BMKG mencatat, kenaikan suhu permukaan air laut di Bengkulu sebesar 0,1 derajat. Meski kecil kenaikan tersebut namun signifikan bagi perubahan iklim.
"0,1 itu kecil secara angka namun itu signifikan bagi pemanasan global yang memengaruhi perubahan iklim," jelas Anang.
Anang mengatakan, naiknya permukaan air laut itu terjadi akibat mencairnya es di kutub akibat pemanasan global.
Kondisi ini semakin memperkuat laju abrasi karena gelombang dan terpaan arus laut.
"Abrasi itu terjadi karena gelombang yang disebabkan terpaan angin lalu ditambah lagi oleh arus laut (tekanan laut) semuanya berkorelasi akibat pemanasan global dan perubahan iklim," ujar Anang.
Direktur Walhi Bengkulu, Abdullah Ibrahim Ritonga mencatat, 184 desa di Bengkulu yang berada di pesisir, wilayah rentan abrasi akibat terus naiknya permukaan laut dan abrasi.
"Bengkulu harus memiliki langkah adaptasi dan mitigasi agar bencana krisis iklim seperti abrasi dapat ditekan lajunya," demikian Ibrahim.
Warga berharap pemerintah dapat turun tangan melakukan pembangunan penahan gelombang di pesisir Bengkulu dan penghijauan dengan menanam tanaman mangrove.
Warga tak ingin tanah kelahirannya karam ditelan samudera. Karam pula bersama ribuan cita-cita remaja lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.