Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Mimpi Rizra Jadi Polisi Tenggelam Ditelan Abrasi...

Kompas.com - 03/01/2023, 07:42 WIB
Firmansyah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Namun kini sejak tanah di kampung mereka habis terkena abrasi mereka tak mendapatkan hasil apapun.

Kondisi ini membuat sejumlah perempuan desa merasa prihatin. Mereka pun membentuk organisasi perempuan yang bertujuan menekan dampak buruk abrasi. 

"Kekhawatiran abrasi menelan kampung kami sudah menjadi nyata, harus ada langkah yang dilakukan dan itu harus ada pelibatan pemerintah," jelas Raniah, Ketua Kelompok Perempuan Sungai Lemau.

Kegiatan penanaman mangrove di tepi pantai pernah mereka lakukan. Namun ganasnya laut menyapu ratusan mangrove yang mereka tanam.

"Saat ini pemerintah perlu turun tangan, abrasi terus menyerang. Suami kami dahulu nelayan, kami perempuan menjual ikan kering dan kelapa sekarang kehilangan penghasilan. Anak-anak putus sekolah," keluhnya.

Pemanasan Global

Koordinator Data dan Informasi BMKG Bengkulu, Anang Anwar menyatakan, perubahan iklim itu nyata akibat pemanasan global serta berdampak pada naiknya permukaan air laut begitu juga kenaikan suhu air laut.

Sepanjang 20 tahun, BMKG mencatat, kenaikan suhu permukaan air laut di Bengkulu sebesar 0,1 derajat. Meski kecil kenaikan tersebut namun signifikan bagi perubahan iklim.

"0,1 itu kecil secara angka namun itu signifikan bagi pemanasan global yang memengaruhi perubahan iklim," jelas Anang.

Anang mengatakan, naiknya permukaan air laut itu terjadi akibat mencairnya es di kutub akibat pemanasan global.

Kondisi ini semakin memperkuat laju abrasi karena gelombang dan terpaan arus laut.

"Abrasi itu terjadi karena gelombang yang disebabkan terpaan angin lalu ditambah lagi oleh arus laut (tekanan laut) semuanya berkorelasi akibat pemanasan global dan perubahan iklim," ujar Anang.

184 Desa Rentan Abrasi

Abrasi parah terjadi di Bengkulu akibatkan nelayan, perempuan kehilangan pekerjaan serta anak-anak putus sekolahKOMPAS.COM/FIRMANSYAH Abrasi parah terjadi di Bengkulu akibatkan nelayan, perempuan kehilangan pekerjaan serta anak-anak putus sekolah

Direktur Walhi Bengkulu, Abdullah Ibrahim Ritonga mencatat, 184 desa di Bengkulu yang berada di pesisir, wilayah rentan abrasi akibat terus naiknya permukaan laut dan abrasi.

"Bengkulu harus memiliki langkah adaptasi dan mitigasi agar bencana krisis iklim seperti abrasi dapat ditekan lajunya," demikian Ibrahim.

Warga berharap pemerintah dapat turun tangan melakukan pembangunan penahan gelombang di pesisir Bengkulu dan penghijauan dengan menanam tanaman mangrove.

Warga tak ingin tanah kelahirannya karam ditelan samudera. Karam pula bersama ribuan cita-cita remaja lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Ile Lewotolok Meletus, Pesawat Wings Air Gagal Mendarat

Gunung Ile Lewotolok Meletus, Pesawat Wings Air Gagal Mendarat

Regional
Santri di Palangkaraya Bunuh Ustazah Saat Sedang Tidur, Pelaku Mengaku Kesurupan

Santri di Palangkaraya Bunuh Ustazah Saat Sedang Tidur, Pelaku Mengaku Kesurupan

Regional
Benih Penyelundupan Lobster Ilegal Rp 35,5 Miliar yang Hendak Dikirim ke Singapura Digagalkan

Benih Penyelundupan Lobster Ilegal Rp 35,5 Miliar yang Hendak Dikirim ke Singapura Digagalkan

Regional
Satu Korban Balon Udara di Ponorogo Meninggal, Sempat Alami Luka Bakar 63 Persen

Satu Korban Balon Udara di Ponorogo Meninggal, Sempat Alami Luka Bakar 63 Persen

Regional
Video Viral ODGJ Dianiaya, 6 Pelaku Ternyata Pelajar SMP

Video Viral ODGJ Dianiaya, 6 Pelaku Ternyata Pelajar SMP

Regional
Festival Mookervart 2024 Kota Tangerang Kembali Hadir Akhir Bulan Ini

Festival Mookervart 2024 Kota Tangerang Kembali Hadir Akhir Bulan Ini

Regional
Sering Nonton Film Porno, Pria di Malinau Cabuli Putri Kandung Berkali-kali

Sering Nonton Film Porno, Pria di Malinau Cabuli Putri Kandung Berkali-kali

Regional
Dari Qatar, Prabowo ke Sumbar Beri Bantuan untuk Korban Banjir Lahar

Dari Qatar, Prabowo ke Sumbar Beri Bantuan untuk Korban Banjir Lahar

Regional
IRT di Palopo Ditangkap karena Tipu Pedagang Beras hingga Merugi Rp 192 Juta

IRT di Palopo Ditangkap karena Tipu Pedagang Beras hingga Merugi Rp 192 Juta

Regional
Pimpin Upacara Hardiknas 2024, Wabup HST Sampaikan Pesan Penting dari Mendikbud Ristek

Pimpin Upacara Hardiknas 2024, Wabup HST Sampaikan Pesan Penting dari Mendikbud Ristek

Regional
Hadiri HUT Ke-44 Dekranas, Pj Ketua Dekranasda Sumsel Dorong Perajin Hasilkan Karya Terbaik

Hadiri HUT Ke-44 Dekranas, Pj Ketua Dekranasda Sumsel Dorong Perajin Hasilkan Karya Terbaik

Regional
HUT Ke-78 Sumsel, Ketua DPRD Berikan Apresiasinya kepada Pj Agus Fatoni

HUT Ke-78 Sumsel, Ketua DPRD Berikan Apresiasinya kepada Pj Agus Fatoni

Regional
Menteri Risma Minta Lokasi Pengungsian Bencana Agam Dipindahkan

Menteri Risma Minta Lokasi Pengungsian Bencana Agam Dipindahkan

Regional
Cerita Save Dagun, Warga Manggarai Barat 30 Tahun Menyusun Kamus Bahasa

Cerita Save Dagun, Warga Manggarai Barat 30 Tahun Menyusun Kamus Bahasa

Regional
Maju Pilkada Semarang, Bos PSIS Yoyok Sukawi Lamar Semua Partai di Koalisi Indonesia Maju

Maju Pilkada Semarang, Bos PSIS Yoyok Sukawi Lamar Semua Partai di Koalisi Indonesia Maju

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com