Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyala Asa Petani Garam Kusamba yang Hampir Punah

Kompas.com - 25/12/2022, 05:58 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Ketut tak menampik jika pemerintah tidak tinggal diam. Tahun ini, Kementerian Sosial (Kemensos) RI membangun sarana pembuatan atau Tunnel Garam di lokasi penggaraman tradisional ini.

Tunnel Garam ini dibangun dengan teknologi rumah kaca untuk proses kristalisasi air garam murni. Metode tunnel ini diklaim bisa meningkatkan produksi tanpa bergantung pada terik matahari.

"Dari tunnel ini kita sudah panen 2 kali di tahun ini. Satu periode, kita harus menunggu 25 hari baru bisa panen. Sekali panen, kita dapat garam kurang lebih 50 kilogram," sebutnya.

Namun menurutnya, kehadiran teknologi ini malah merubah cita rasa garam Kusamba yang lahir dari resep turun temurun. Garam yang dihasilkan dari teknologi tunnel ini tidak lebih baik dari garam yang diproduksi secara tradisional.

"Yang dihasilkan dari tunnel rasanya cenderung lebih pahit. Kalau yang tradisional sangat bersih dia. Karena penjemurannya di atas, di waktu menuangkan air garamnya ada filter. Kalau di tunnel, saat kita panen (kotorannya) masuk ke dalam. Sebersih apapun kaki kita pasti nempel pasir," ujar I Wayan.

Butuh Ekosistem Ekonomi agar Tidak Punah

Menurut Ketut, persoalan para petani garam Kusamba bukanlah di wilayah produksi. Mereka hanya butuh pemasaran garam Kusamba yang konsisten.

"Kalau produksi, cara tradisional bisa lebih banyak dari metode tunnel. Sehari kita bisa 25 kilogram garam bersih, sementara 1 tunnel bisa menghasilkan 50 kilogram namun menunggu 25 hari," tuturnya.

"Kapasitas gudang garam kita bisa mencapai 5 ton. Sekarang garam mengendap di gudang ada 800 kilogram garam dari 2 kali panen," imbuhnya.

Oleh karenanya, 17 petani garam Kusamba ini meminta agar Menteri Sosial Tri Rismahari membentuk sebuah sistem pemasaran agar pertanian garam Kusamba tetap lestari.

"Tadi saat Bu Menteri (Risma) berkunjung, kami meminta agar dibantu pemasarannya. Nanti akan ditindaklanjut oleh Kemensos," katanya.

Nyala Asa Petani Garam Kusamba

Kemensos melalui Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) berupaya untuk menjaga kelestarian dan merawat ekonomi para petani garam yang tergabung dalam Kelompok Petani Garam Sarining Segara di Desa Kusamba.

Melalui program PENA, Kemensos membangun sistem tunnel untuk memproduksi garam agar petani lebih bisa menghemat tenaga dan tidak bergantung kepada terik matahari.

Setelah melakukan peninjauan langsung, permasalahan garam Kusamba yakni pada distribusi pemasaran yang tidak stabil dengan harga yang rendah.

Menanggapi itu, Risma langsung menginstruksikan jajarannya untuk merancang pola pemasaran garam khas Kusamba ini.

Melihat kualitas dan potensi garam Kusamba bisa dijadikan bahan kosmetik, Risma mewacanakan untuk mengolah garam menjadi salt bath.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sakau, Penumpang Speed Boat dari Malaysia Diamankan, Ditemukan 142 Gram Sabu-sabu

Sakau, Penumpang Speed Boat dari Malaysia Diamankan, Ditemukan 142 Gram Sabu-sabu

Regional
TNI AL Tangkap Penumpang 'Speedboat' dari Malaysia Saat Sakau

TNI AL Tangkap Penumpang "Speedboat" dari Malaysia Saat Sakau

Regional
Kakak Kelas Diduga Setrika Dada Juniornya di Semarang Diduga karena Masalah Salaman

Kakak Kelas Diduga Setrika Dada Juniornya di Semarang Diduga karena Masalah Salaman

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Regional
[POPULER REGIONAL] Soal Dugaan BAP 8 Pembunuh Vina Dirubah | Bobby Sentil Anggota Dishub Medan

[POPULER REGIONAL] Soal Dugaan BAP 8 Pembunuh Vina Dirubah | Bobby Sentil Anggota Dishub Medan

Regional
Tak Ada Petahana, PKB Optimistis Gus Yusuf Bisa Menang Pilkada Jateng

Tak Ada Petahana, PKB Optimistis Gus Yusuf Bisa Menang Pilkada Jateng

Regional
Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Regional
Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Regional
Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Regional
Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Regional
Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Regional
Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Regional
9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

Regional
Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Regional
Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com