SOLO, KOMPAS.com - Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso Kementerian Sosial (Kemensos) di Solo, Jawa Tengah mengklarifikasi soal warga Desa Roomo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur bernama Solechul Hadi yang sempat menghilang dan dikabarkan meninggal pada tahun 2010.
Solechul Hadi tidak dibina selama 10 tahun di Dinas Sosial (Dinsos) Solo, Jawa Tengah.
Pria yang memiliki nama panggilan Samin menjalani treatment karena mengalami gangguan kejiwaan di Sentra Terpadu Prof Soeharto selama 10 bulan tepatnya mulai Maret 2022.
Baca juga: Cerita Solechul Pulang ke Rumah Setelah 12 Tahun Hilang, Plt Kades: Ketemu Kakaknya, Ingat Semua
Muhammad Furqon selaku pekerja sosial sekaligus pengampu Solechul Hadi di Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso Kemensos Solo mengatakan Solechul Hadi dibawa ke Sentra Terpadu atas perintah Menteri Sosial Tri Rismaharini pada Maret 2022.
Awalnya, Solechul Hadi dirawat karena mengalami gangguan jiwa atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Liponsos Surabaya.
Untuk mengembalikan ingatannya, ia akhirnya dibawa ke Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso.
"Solechul Hadi itu nama sebenarnya. Tapi nama sebelum kita tahu nama sebenarnya di sini biasa kami panggil Samin. Samin itu diperoleh dari petugas Liponsos Surabaya," kata Furqon panggilan akrab ditemui di Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso Kementerian Sosial (Kemensos) di Solo, Jawa Tengah, Jumat (23/12/2022).
"Jadi awal mulanya Mas Samin (sekarang Solechul Hadi) adalah PPKS ODGJ yang selama ini berada di Liponsos Surabaya. Kemudian atas perintah dan harapan Ibu Menteri Sosial seluruh ODGJ yang berjumlah lebih kurang 50 orang yang ada di Liponsos sana itu untuk diberi pelayanan atensi residensi sosial di Sentra Terpadu ini tepatnya sejak bulan Maret 2022. Jadi tidak sampai 10 tahun, tapi 10 bulan," sambung dia.
Selama 10 bulan di Sentra Terpadu, Solechul Hadi diberikan pelayanan atensi residensi dengan tujuan untuk mengembalikan ingatannya pulih sehingga bisa dikembalikan ke keluarganya.
Berbagai upaya untuk mengembalikan ingatan Solechul Hadi terus dilakukan oleh petugas dari Sentra Terpadu. Dengan sabar petugas memberikan treatment kepada Solechul Hadi agar ingatannya pulih.
Menurut Furqon, awal dibawa ke Sentra Terpadu, Solechul Hadi mengenal namanya sendiri adalah Samin. Nama Samin ini pemberian dari Liponsos Surabaya tempat awal ia dibina.
Furqon mengatakan dirinya pertama kali menanyakan kepada Solechul Hadi adalah hobi. Ia berharap dengan pertanyaan itu ia bisa mengingat kembali. Berkali-kali pertanyaan itu selalu ia katakan kepada Solechul Hadi.
Setiap dia menjawab pertanyaan itu, jelas Furqon, dirinya langsung mencari informasi itu ke internet.
Sampai akhirnya Furqon menanyakan tempat sekolah menengah atas (SMA) Solechul Hadi. Ia pun menjawab sekolahnya di SMA PGRI 1 Gresik.
Kemudian Furqon menanyakan SMP Solechul Hadi sampai akhirnya dia ingat sendiri dengan nama aslinya.
"Saya tampilkan di internet dia kenal. Bahkan dia sampai menyebutkan kepala sekolahnya. Kepala sekolahnya Pak Arif. Dan Alhamdulillah namanya Pak Arif masih ada dan foto beliau saya tunjuk dia," katanya.
Dari situ, Furqon kembali menggali informasi dengan menanyakan SMP Solechul Hadi. Adapun SMP Solechul Hadi ini berada di Desa Manyar. Furqon berasumsi dengan menyebut lokasi SMP itu maka tidak jauh tempat tinggal Solechul Hadi.
"Dia langsung menyebutkan RT, RW, langsung dia menyebut namanya Solechul Hadi. Terus dia tahu bapaknya, ibunya," jelas dia.
Setelah mendapatkan informasi itu, Furqon berkomunikasi dengan Dinsos Gresik untuk menanyakan kebenaran informasi itu. Akhirnya didapatkan bahwa Solechul Hadi merupakan warga Roomo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
"Ingatannya pulih kembali itu belum lama. Baru satu minggu lalu. Sebelumnya kami kesulitan sekali menggali informasi data keluarganya," kata Furqon.
Sebelumnya diberitakan, Solechul Hadi, warga Desa Roomo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur sempat menghilang dan dikabarkan meninggal pada tahun 2010.
Namun setelah 12 tahun berlalu, pria yang kini berusia 35 tahun tersebut kembali ke rumahnya. Selama 10 tahun terakhir, Solechul Hadi dibina di Dinas Sosial, Jawa Tengah.
Cerita Solechul berawal saat ia berusia 23 tahun. Plt Kepala Desa Roomo, Abdul Jamal Putra menuturkan, Solechul tidak memiliki riwayat gangguan jiwa.
Namun ia diduga depresi karena mendapat tekanan dari keluarga untuk bekerja. Selain itu ia kerap dikekang oleh orangtuanya yang saat itu masih hidup.
Karena stres, ia kemudian dibawa ke salah satu pesantren di Pasuruan. Saat itu Solechul kabur dan pihak keluarga tak mengetahui keberadaan anak keenam dari tujuh bersaudara itu.
Keluarga pun menyakini jika Solechul telah meninggal dunia.
Ternyata saat kabur dari Pasuruan, Solechul pergi ke Surabaya. Pada tahun 2012, ia diciduk oleh Satpol PP Surabaya dan dibawa ke Dinas Sosial Surabaya karena tak membawa identitas.
Karena gaya bicara mirip dengan orang Jawa Tengah, ia pun dibawa ke Dinas Sosial Solo dan dibina selama 10 tahun.
Pada Agustus 2022, Solechul dinyatakan sembuh 70 persen. Ia pun mulai mengingat namanya serta keluarga di Gresik. Pihak Dinas Sosial Solo pun langsung mencari informasi ke Dinas Sosial Gresik.
“Baru ingat keluarganya, baru ingat temennya, baru ingat namanya dan ngaku orang Gresik, akhirnya dicari informasi Dinas Sosial Gresik, ada anggota karang taruna kenal baru ingat semua,” kata Jamal pada Kamis (22/12/2022).
Hingga akhirnya Desember 2022, Dinas Sosial Solo berhasil menghubungi keluarga Solechul melalui Dinas Sosial Gresik dan Pemdes Roomo.
“Kemarin kaget, karena 2010 hilang, 2012 dikabarkan meninggal kaget semua. Saat lihat video dari Dinas Sosial Solo semua tahu ini warga Roomo, sempat dikira mati suri,” jelas Jamal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.