Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Keseruan Event Lari Semarang 10K, Peserta Pakai Kostum Gembel, Dinosaurus, Spiderman, hingga Wayang Orang

Kompas.com - 18/12/2022, 20:40 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Ia memakai kaos dalam, bawahan kain sarung, dan ikat kepala, dan koyo yang ditempel di sekujur tubuh. Lelaki itu cukup menarik perhatian anak-anak dengan balon-balon lucu yang dibawanya.

“Balon-balon ini untuk menghibur orang yang lewat. Kalau kita lari kan banyak orang terganggu. Baru tadi malam membeli di simpang lima,” ujar Irawan.

Ini bukan pertama kalinya ia memakai kostum unik. Sebelumnya pada event lari yang diikuti di Bandung ia mengenakan kostum dinosaurus.

Di samping itu, Irawan mengaku terkesan dengan beberapa ikon Kota Semarang. Seperti Simpang Lima, Lawang Sewu, dan Kota Lama.

“Saya ke sini karena 2019 saya dipanas-panasin temen saya. Katanya enak lari di Semarang, akhirnya ya saya cobain ke sini. Baru kali ini lari di Semarang. Asyik tempatnya. Asyik semarang. Sekalian healing,” ucapnya antusias.

Lebih lanjut, Kompas.com juga menemui sekumpulan peserta yang mengenakan kostum budaya dan karnaval. Daintaranya wayang orang, buto, dan kostum tema binatang yang biasa dipakai saat pawai.

Baca juga: Merek Sepatu Lari Terpopuler yang Bisa Jadi Pilihan, Apa Saja?

“Ini kan karena event di Semrang, ya sekalian mempromosikan budaya di Semarang. Makanya pilih kostum wayang orang,” tutur Fahri.

Ia, Pipi, dan keempat temannya dari Komunitas Freelatik berinisiatif mencari konsep unik yang menggambarkan budaya lokal. Mereka bahkan rela menyewa kostum sampai Kota Solo.

“Ini konsepnya kostum Gajah. Pake aja buat seru-seruan soalnya ini juga ada best costume,” imbuh Pipi.

Di samping keunikan kostum para peserta, ajang lari kali ini juga pertama kali membuka kategori anak, Kids Dash khusus usia 4-9 tahun. Diharapkan lahir bibit atlet lari dari peserta anak-anak tersebut.

Baca juga: Pertamina Eco RunFest 2022, Lomba Lari dan Festival Ramah Lingkungan

Penyelenggara Harian Kompas bersama Pemkot Semarang telah menentukan batas akhir peserta menuju garis finish selama 2 jam hingga pukul 08.00 WIB. Meski begitu banyak finisher yang tiba di menit ke-30.

Usai mengitari ikon Kota Semarang dan berhasil menembus garis finish, peserta berbondong-bondong memasuki area balai kota untuk mendinginkan tubuh setelah pertandingan.

Puluhan booth kuliner juga berderetan di sekeliling Gedung. Antuasiame peserta terlihat dari padatnya booth itu, khususnya kuliner lokal. Perhelatan ini dinilai berhasil megobati rindu penghobi lari pada event lari di Kota Semarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com