Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Hadapan Para Bupati, Gubernur NTT Viktor Laiskodat Nyatakan Tak Akan Maju dalam Pilgub NTT 2024

Kompas.com - 10/12/2022, 05:24 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat, menegaskan tak akan maju lagi dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) tahun 2024.

Pernyataan Viktor itu, disampaikan di hadapan para bupati, wali kota dan sejumlah pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), saat penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Alokasi Transfer ke Daerah (TKD), tahun anggaran (TA) 2023 di Kantor Gubernur NTT, Jumat (9/12/2022).

Baca juga: Usai Laporkan Bupati Alor ke Polisi, Rumah Warga NTT Dilempari Batu oleh Sekelompok OTK

"Kali ini saya tidak mau jadi gubernur lagi. Saya mau ke Jakarta untuk mendesain sistem pemerintahan daerah, agar kalau bupati dan wali kota tidak perform seperti yang diharapkan maka harus diganti," tegas Viktor.

Dia menyebut, sistem pemilihan boleh langsung, tapi begitu jadi bupati, wali kota dan gubernur, maka otomatis akan masuk dalam sistem pemerintahan.

Menurutnya, syarat bagi para pejabat tersebut jika tidak bekerja, maka harus diganti karena tidak layak menduduki jabatan itu.

"Saya mendesain sistem pemerintahan agar pemimpin di daerah tidak maina-main," ujar Viktor, yang berencana memilih jalur legislatif.

Baca juga: Kisah Perempuan di NTT Jadi Korban Pinjol Ilegal, Penagih Utangnya Ditangkap di Jakarta


Viktor Laiskodat yang maju Pilgub 2018 bersama Josef Nae Soi dan diusung NasDem serta Golkar itu mengatakan, dirinya akan kembali ke Jakarta untuk bekerja bagi NTT lewat jalur yang lain.

"Ah enggak mau, 40 persen hampir 70 persen permasalahan NTT itu ada di pusat. Desainnya harus di pusat," kata Viktor.

Baca juga: Kisah Pilu Arfino, Bocah di NTT yang Derita Kelainan Jantung, Tak Punya Biaya untuk Operasi

Menurut Viktor, gubernur sehebat apa pun tapi tidak diurus di pusat maka ada hal-hal, atau kekayaan NTT yang tidak bisa dikembangkan dengan baik.

Dia mengatakan, bukan saja pemimpin di NTT yang mindsetnya harus diubah tapi mindset pemerintah pusat juga harus diubah.

Setelah memimpin NTT hampir lima tahun, Viktor Laiskodat baru memahami dengan baik, apa yang terjadi dan apa yang harus dibenahi daerah yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste itu.

"Saya setelah jadi gubernur lima tahun, saya paham betul masalah NTT. Sehingga waktu balik ke sana kita desain dalam desain pembangunan yang tepat, sehingga dia akan bertumbuh hebat," ujar dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pengemis 'Elit' Seminggu Menginap di Hotel, Terjaring Razia Satpol PP Ponorogo

Pengemis "Elit" Seminggu Menginap di Hotel, Terjaring Razia Satpol PP Ponorogo

Regional
Kampanye Perdana, Prabowo Disambut Ribuan Santri di Ponpes Tasikmalaya

Kampanye Perdana, Prabowo Disambut Ribuan Santri di Ponpes Tasikmalaya

Regional
Hendak ke Pasar, Nenek di Lampung Diculik dan Dirampas Uangnya Rp 25 Juta

Hendak ke Pasar, Nenek di Lampung Diculik dan Dirampas Uangnya Rp 25 Juta

Regional
Pelajar di Bogor Tewas Dibacok Sepulang Sekolah, Bukan Kasus Pertama

Pelajar di Bogor Tewas Dibacok Sepulang Sekolah, Bukan Kasus Pertama

Regional
Sekjen Gerindra Sebut Prabowo Minta Dukungan IKN Harus Ditambah agar Maksimal

Sekjen Gerindra Sebut Prabowo Minta Dukungan IKN Harus Ditambah agar Maksimal

Regional
Kisah Desa Megulungkidul Sulap Lahan Tak Produktif Jadi Kafe Anggur, Sumbang PAD Puluhan Juta

Kisah Desa Megulungkidul Sulap Lahan Tak Produktif Jadi Kafe Anggur, Sumbang PAD Puluhan Juta

Regional
Ganjar Akan Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende Hari Ini

Ganjar Akan Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende Hari Ini

Regional
Santri di Jambi Di-'bully' Senior sampai Masuk RS, Orangtua: Saya Tak Mau Damai

Santri di Jambi Di-"bully" Senior sampai Masuk RS, Orangtua: Saya Tak Mau Damai

Regional
TKN Prabowo-Gibran soal Pernyataan FX.Rudy: Kita Jawab dengan Senyum

TKN Prabowo-Gibran soal Pernyataan FX.Rudy: Kita Jawab dengan Senyum

Regional
Kasus Penyiraman Air Keras di Solo Dipicu Sakit Hati, Korban Alami Gangguan Penglihatan

Kasus Penyiraman Air Keras di Solo Dipicu Sakit Hati, Korban Alami Gangguan Penglihatan

Regional
Tangis Bocah 10 Tahun di Riau, Teringat Sang Ayah yang Gugur Saat Tugas di Polairud

Tangis Bocah 10 Tahun di Riau, Teringat Sang Ayah yang Gugur Saat Tugas di Polairud

Regional
Mahasiswa Kupang Tanya ke Ganjar Apakah Akan Mewariskan Kekuasaan ke Keluarga

Mahasiswa Kupang Tanya ke Ganjar Apakah Akan Mewariskan Kekuasaan ke Keluarga

Regional
Kongkalikong Pengadaan Kapal Feri di Kapuas Hulu, 6 Orang Tersangka

Kongkalikong Pengadaan Kapal Feri di Kapuas Hulu, 6 Orang Tersangka

Regional
Wanita Disiram Air Keras di Solo, Korban Sempat Dapat Pesan Ancaman

Wanita Disiram Air Keras di Solo, Korban Sempat Dapat Pesan Ancaman

Regional
Gudang Elpiji Terbakar di Grobogan, 2 Rumah Ludes

Gudang Elpiji Terbakar di Grobogan, 2 Rumah Ludes

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com