Dalam perjalanan waktu, banyak warga Belanda keturunan Maluku juga masuk ke dalam skuad Timnas Belanda di berbagai edisi Piala Dunia.
“Jadi dukungan warga Maluku ke timnas Belanda ini lebih pada fanatisme sejarah dan genologis,” katanya.
Ia pun mencatat dalam sejarah ada sederet nama pemain timnas Belanda keturunan Maluku yang telah memperkuat tim de oranje di berbagai edisi Piala Dunia. Sejumlah nama pemain Belanda keturunan Maluku itu mulai dari Pierre Van Hooijdonk, Sonny Silooy, Roy Makaay, Demy de Zeew dan Ruud Gullit.
Selain itu ada juga nama Giovanni Van Bronchkost, kapten tim Belanda pada Piala Dunia tahun 2010, Nigel de Jong , Mark Van Boomel, Kevin Diks dan Johnny Heitinga.
Menurut Ronny banyaknya pemain timnas Belanda berdarah Maluku yang memperkuat tim de Oranje membuat begitu kuatnya hubungan emosinal warga Maluku untuk mendukung timnas Belanda di setiap gelaran piala dunia.
Banyaknya nama pemain keturunan Maluku di timnas Belanda juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi kebanyakan orang Maluku begitu loyal mendukung timnas Belanda.
“Kalau saja Lois Van Gaal tidak mencoret nama Pascal Struijk dari daftar susunan pemain Timnas Belanda yang akan dibawa ke Piala Dunia Qatar maka ada juga keturnan Maluku di skuad Timnas Belanda,” katanya.
Ronny menambahkan sepak bola merupakan olahraga yang sangat universal dan telah melampaui sekat-sekat perbedaan, namun fanatisme warga Maluku untuk mendukung timnas Belanda punya keunikan yang sangat berbeda karena faktor sejarah dan juga emosional yang kuat.
Bagi Ronny pendukung timnas Belanda di Maluku merupakan pendukung tradisional yang sangat loyal, namun seiring perjalanan waktu banyak dari pendukung timnas Belanda yang beralih duklungan untuk mendukung tim lainnnya sepreti Jerman, Brasil, Argentina Portugal, Italia, Spanyol dan tim lainnya.
Baca juga: 2 Negara Ini Jadi Favorit Anies Baswedan di Piala Dunia
“Jadi perlu dicatat fanatisme orang Ambon terhadap sepak bola khususnya tim Belanda ini karena itu tadi ada faktor sejarah dan juga hubungan emosional yang kuat, dari timnnas Belanda ini kemudian mengalir lagi dukungan ke tim lainnya,” ungkapnya.
Ronny menambahkan dukungan warga Maluku terhadap timnas Belanda tidak harus dimaknai bahwa orang Maluku tidak punya nasionalisme terhadap NKRI. Baginya sepak bola hanyalah sebuah olahraga yang syarat dengan hiburan.
“Tadi saya katakan sepak bola merupakan olahraga yang sangat universal dia melampaui sekat-sekat Negara dan politik, dan orang Maluku yang mendukung timnas Belanda itu tetap mencintai NKRI,” katanya.
Ronny mengungkapkan demam Piala Dunia di Maluku yang begitu kuat menunjukkan bahwa Maluku punya potensi besar di bidang sepak bola. Sayangnya potensi yang ada itu belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk mengembangkan sepak bola di Maluku.
Menurut Rony kecintaan warga Maluku terhadap sepak bola harus dapat dibaca sebagai semangat warga Maluku untuk memajukan dunia sepak bola di Maluku dan hal itu harus dapat sikapi oleh pemerintah daerah.
“Jadi pemerintah daerah tidak boleh menutup mata karena eforia sepak bola di Maluku ini harus dimaknai secara positif untuk pemerintah daerah bisa membangkitkan sepak bola sebagai sebuah industri di Maluku,” ungkapnya.
Rony juga menyarakan agar konvoi yang selalu dilakukan warga dapat diatur dengan baik oleh pihak berwenang karena hal tersebut merupakan hiburan sehingga tidak perlu dilarang.
Menurutnya tidak hanya warga biasa, banyak pejabat di Maluku yang juga ikut dalam merayakan eforia sepak bola.
“Konvoi-konvoi itu harus dimaknai secara positif dan diatur dengan baik, ada banyak pejabat juga yang merayakan eforia Piala Dunia jadi yang paling penting harus dijaga jangan sampai berujung anarkis itu saja,” ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.