Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Keluarga yang Tewas Diracun di Magelang, Hasil Otopsi Lambung hingga Otak seperti Terbakar

Kompas.com - 29/11/2022, 15:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Satu keluarga ditemukan meninggal dunia di rumahnya di Desa/Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (28/11/2022) sekitar pukul 07.30 WIB.

Mereka adalah sang ayah Abas Ashari (58), ibu Heri Riyani (54), dan anak pertama bernama Dea Khairunisa (25).

Belakangan diketahui bahwa terduga pelaku yang menghabisi nyawa satu keluarga adalah Dio Daffa S (22) yang tak lain adalah anak kedua korban Abas,

Kabid Dokkes Polda Jateng Kombes Sumy Hastry mengungkapkan, polisi telah melakukan otopsi pada tiga jenazah tersebut.

Baca juga: Terbongkar Aksi Anak Kedua Bunuh Keluarganya di Magelang, Tewas Diracun Arsenik hingga Organ Dalam Korban Rusak

Hasil otopsi memperlihatkan organ korban, yaitu Abas Ashar, Heri Riyani, dan Dea Khairunisa, seperti terbakar.

Sumy menjelaskan hal tersebut lantaran racun yang dinilai mematikan. Ia menyebut organ yang terlihat terbakar adalah tenggorokan, lambung, hingga otak.

"Dari tenggorokan, lambung, usus, hati, jantung, paru, dan otak. Ya, merah seperti terbakar," katanya dalam konferensi pers di Mapolres Magelang, Selasa (29/11/2022).

Sumy mengatakan, organ milik korban terlihat terbakar karena racun diproses oleh pembuluh darah dengan cepat.

Ia juga mengungkapkan, kadar racun yang dipakai tersangka DDS alias Dio (22) sangat tinggi.

"Karena proses cepat, memasuki pembuluh darah, sehingga mematikan. (Kadar racun) sangat tinggi," jelasnya.

Baca juga: Arsenik Dipakai Meracuni 1 Keluarga di Magelang, Korban Tewas 30 Menit Usai Minum

Sakit hati karena dibebani ekonomi

Sajarod mengungkapkan, motif Dio meracuni keluarganya karena sakit hati dibebani untuk membantu ekonomi setelah Abas pensiun dua bulan lalu.

Sementara kakaknya, Dea, tidak dibebani hal yang sama.

Sajarod pun mengungkapkan, sumber penghasilan keluarga tersebut hanya berasal dari uang pensiun Abas, sedangkan Dio dan Dhea tidak bekerja.

Beban ekonomi keluarga tersebut pun semakin bertambah ketika Abas jatuh sakit dan perlu biaya pengobatan.

Baca juga: Satu Keluarga Tewas Diracun oleh Sang Anak di Magelang, Kepala Desa: Masih Enggak Percaya

Deretan permasalahan ekonomi ini membuat Dio dituntut untuk membantu keluarga.

"Anak pertama (Dhea) sempat bekerja, tapi sekarang sudah keluar, sedangkan anak kedua tidak bekerja."

"Tapi dia (Dio) dibebani untuk membantu keuangan keluarga. Hal itulah yang membuat pelaku sakit hati," kata Sajarod.

Kronologi versi saksi

Saksi yang merupakan kakak dari korban Heri Riyani bernama Agus mengungkapkan kronologi sebelum satu keluarga tersebut tewas.

Agus mengungkapkan pada Senin (28/11/2022) pagi, Abas, Riyani, kakak DDS yaitu Dea Khairunisa dan terduga pelaku berada di rumah.

"Jadi di rumah itu ada empat orang, ayahnya, ibunya, anak pertama perempuan, dan anak kedua laki-laki," tutur dia.

Kemudian, kata Agus, dirinya mengantarkan kakak tertuanya untuk terapi dan berobat.

Hanya saja, ketika sampai di rumah sakit, kakak tertua Agus dihubungi bahwa adiknya Riyani dan keluarganya pingsan di rumahnya.

Baca juga: Fakta di Balik Sekeluarga Tewas Diduga Diracun Anak Kedua di Magelang

"Saya baru sampai di rumah sakit, kakak saya belum terapi. Itu langsung turun (dari RS) mengabari kalau adik saya dan keluarganya pingsan," kata Agus.

Padahal sebelumnya, Agus mengaku bahwa dirinya bertemu dengan seluruh korban dan disebut dalam keadaan sehat.

Kemudian, sesampainya di lokasi, para korban ditemukan di ruang berbeda dalam kondisi pingsan.

Agus mengatakan, Abas ditemukan di kamar dan Riyani berada di kasur depan televisi. Sementara Dhea berada di kamar depan.

Melihat hal tersebut, Agus pun tidak berani untuk langsung membawa semua korban ke rumah sakit dan memutuskan menghubungi sanak saudara terlebih dahulu.

Baca juga: Sekeluarga yang Tewas Diracun di Magelang Dikenal Harmonis

Keputusan pun dibuat dan akhirnya seluruh korban dibawa ke rumah sakit melalui persetujuan Dio.

"Saya enggak berani langsung bawa ke rumah sakit karena saya harus komunikasi dengan pihak kakak adik semua. Terus saya menghubungi dan diputuskan membawa ke rumah sakit dengan persetujuan anaknya yang paling kecil juga (Dio),"ujarnya.

Agus mengaku sebelum dibawa ke rumah sakit, Riyani sempat diolesi minyak kayu putih olehnya. Dhea pun juga dilakukan hal serupa, tetapi oleh ART, Sartinah.

Sementara Abas diberikan minyak kayu putih oleh Dio. Setelah itu, para korban pun dibawa ke rumah sakit.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Magelang, Ika Fitriana | Editor Ardi Priyatno Utomo), Tribunnews.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com