KOMPAS.com - Seorang siswa kelas 2 Sekolah Dasar (SD) berinisial MWF (7) di Jenggolo, Kepanjen, Kabupaten Malang dianiaya dan dirundung hingga sempat mengalami koma.
MWF dianiaya oleh 7 orang kakak kelasnya saat pulang sekolah, tepatnya di depan Bendungan Sengguruh.
Korban ditemukan di sekitar lokasi kejadian dalam keadaan lemas oleh seorang kakek pencari rumput.
Beberapa hari setelah kejadian itu, MWF mengeluh sakit perut, muntah-muntah dan sakit kepala hingga dibawa ke rumah sakit.
Korban diduga dirundung dengan cara ditendang di bagian kepala dan dada oleh kakak kelas yang duduk di bangku kelas 6 SD.
MWF mengaku sering diminta uang saku oleh kakak kelasnya, namun dia menolak hingga terjadi perundungan tersebut.
Saat ini kondisi korban mulai membaik, namun MWF masih trauma dengan perundungan tersebut hingga meminta untuk pindah sekolah.
Baca juga: DP3A Kabupaten Malang Beri Pendampingan Psikologis kepada 600 Korban Tragedi Kanjuruhan
MWF mengatakan kepada ayahnya ES yang berkeinginan untuk keluar dari sekolah tersebut.
"Anaknya bilang mau pindah saja, sudah tidak mau sekolah di situ lagi," tandasnya.
Menilik masih banyaknya kasus perundungan serupa di lingkungan sekolah, lantas apa penyebab perilaku bullying terjadi?
Psikolog Anak RS Charitas Palembang, Devi Delia, M.Psi menjelaskan, kasus perundungan sesama teman bisa disebabkan faktor keluarga yang membawa anak menjadi pelaku bullying.
"Biasanya dari riwayat keluarga gitu ya, ketidakpercayaan, terus pengalaman-pengalaman dalam keluarga. Itu bisa menjadi penyebabnya," ujar Devi.
Selain itu, luka masa lalu anak yang pernah menjadi korban bullying bisa juga membuatnya berpikir untuk menjadi pelaku.
"Salah satunya biasanya ada pemikiran mereka menghindari menjadi korban, daripada mereka yang disakiti lebih baik mereka yang menyakiti orang lain itu juga bisa," tambah Devi.
Anak-anak yang melakukan perundungan juga belajar namun salah bahwa seperti inilah cara agar keluar dari masalah yang dilewatinya, yaitu menjadi pelaku ini melakukan kekerasan terhadap orang lain.