Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/11/2022, 18:37 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, pihaknya memanfaatkan strategi inovasi keperawatan berupa Kain Penyelamat Jiwa (KPJ) untuk menekan angka kematian bayi di Wonogiri.

“KPJ merupakan strategi inovasi keperawatan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri untuk menekan angka kematian bayi,” ujar pria yang akrab dipanggil Jekek itu dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Seperti diketahui, kematian bayi di Wonogiri pada 2021 menunjukkan angka yang cukup signifikan, yaitu 71 kasus.

Dari 71 kasus tersebut, terdapat 17 bayi meninggal, di mana sekitar 2 persen disebabkan oleh bayi berat lahir rendah (BBLR) atau bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram (gr).

Sementara itu, pada 54 kasus kematian bayi baru lahir, sekitar 35 persen disebabkan oleh asfiksia atau kondisi ketika kadar oksigen di dalam tubuh bayi berkurang dan sekitar 26 persen akibat BBLR.

Baca juga: 7 Manfaat Daun Bawang, Turunkan Berat Badan dan Risiko Kanker

Fenomena tersebut menjadi cikal bakal dari lahirnya inovasi keperawatan KPJ. Menurut Jekek, KPJ merupakan inovasi sederhana dan merakyat karena bisa dimiliki serta digunakan oleh semua ibu yang baru melahirkan.

Selain dibuat dari bahan yang terjangkau dan mudah didapatkan, kata dia, KPJ juga mudah diproduksi. Hal paling penting adalah, KPJ sangat efektif dalam membuat bayi menjadi lebih nyaman, tenang, dan menjadikan hemodinamik bayi pada BBLR lebih stabil.

“KPJ secara fisik merupakan inovasi yang sangat sederhana, tetapi sangat efektif untuk merawat bayi dengan BBLR,” jelas Jekek.

KPJ, lanjut dia, terbuat dari gulungan kain bedong sejumlah lima lembar dan dibuat seperti sarang burung atau nest. Saat bayi ditidurkan pada kain ini, ia akan merasa seperti sedang di dalam pelukan ibu.

Baca juga: Ibu di Surabaya yang Aniaya Anak hingga Meninggal Dunia Ditetapkan Tersangka

Jekek mengungkapkan, pemanfaatan KPJ telah disosialisasikan kepada para ibu hamil melalui fasilitas kesehatan (faskes) dan pos pelayanan terpadu (posyandu).

“Dengan memanfaatkan KPJ ini, saya harap nantinya dapat meningkatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat,” ujar Jekek.

Hal tersebut, lanjut dia, sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 3.2 pada 2030.

Untuk diketahui, angka kematian bayi baru lahir dan balita dapat dicegah dan diturunkan, asalkan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal (AKN) setidaknya hingga 12 per 1000 kelahiran hidup (KH).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com