Kini, Karsin bisa menghabiskan 80 kilogram (kg) ikan red devil mentah setiap harinya.
Usaha ini lantas semakin dikenal masyarakat luas dengan bantuan promosi berbagai pihak.
Pemerintah baik dari kementerian kelautan dan perikanan maupun dinas terkait mendorong keberlangsungan olahan ikan red devil milik Karsin tersebut.
Pemasaran produk ikan ini lantas semakin luas.
Produk olahan ikan red devil melebar hingga Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Seiring waktu, Karsin dan istrinya juga mengembangkan pengolahan ikan teri dan ikan lele, baik menjadi ikan goreng maupun abon.
Baca juga: Kendarai Motor dan Tabrak Mobil di Kulon Progo, Pelajar Kelas 1 SMA Tewas
Produksi ikan teri menghabiskan 200 kg per minggu dan lele bisa 20 kg.
Bisnis skala kecil-menengah ini sempat menemui tantangan di pandemi Covid-19, di mana usahanya sempat merosot hingga tersisa 20 persen.
Di sela kunjungannya, Kepala Dinas Kominfo Kulon Progo Agung Kurniawan mengungkapkan, UMKM ini berhasil memanfaatkan potensi lokal sehingga berdampak positif pada lingkungannya.
“Keunikan berbasis lokal, seperti hari ini kita mengunjungi pengolahan makanan ikan crispy yang sangat laku dijual. Uniknya berasal dari ikan predator red devil yang banyak hidup di Waduk Sermo," kata Agung melalui siaran berita Kominfo Kulon Progo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.