Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Ricuh hingga Adu Jotos Saat Munas Hipmi di Solo | Korban Gempa Cianjur Mayoritas Anak-anak

Kompas.com - 23/11/2022, 06:00 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) XVII di Kota Solo, Jawa Tengah berakhir dengan kericuhan.

Bahkan sejumlah peserta terlibat adu jotos di dalam ruang munas di Hotel Alila Solo.

Sementara itu, akibat gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, update jumlah korban pada Senin (21/11/2022) pukul 21.50 WIB mencapai 162 orang meninggal.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut, tercatat mayoritas korban meninggal dunia adalah anak-anak.

Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com. Berikut ini lima berita populer Nusantara yang dirangkum pada Selasa (22/11/2022):

1. Munas Hipmi berakhir dengan Adu Jotos

Baca juga: Munas Hipmi di Solo Ricuh hingga Adu Jotos, Ini Dugaan Penyebabnya

Kericuhan yang terjadi pada acara Munas Hipmi berawal banyaknya interupsi yang terjadi saat kegiatan akibatnya membuat kondisi tidak kondusif saat berlangsung, sehingga kegiatan diskors pada pukul 23.00 WIB.

Namun, keributan terjadi hingga korban berinisial MAA (40) mengalami luka dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Dr Moewardi, Kota Solo.

Dugaan penyebab keributan ini karena adanya kesalahpahaman antarpeserta munas yang terjadi di luar sidang pleno.

Ketua Organizing Committe (OC) Munas Hipmi XVII Muhammad Ali Affandi, saat dikonfirmasi, membenarkan adanya keributan tersebut.

"Ini lagi saya cek (penyebab), soalnya ada berbagai macam versi (kejadian)," kata Muhammad Ali Affandi, Selasa (22/11/2022).

2. Korban gempa di Cianjur mayoritas anak-anak

Seorang warga korban bencana gempa Cianjur, Jawa Barat, menjalani penanganan medis di rumah sakit, Senin (21/11/2022) petang.FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Seorang warga korban bencana gempa Cianjur, Jawa Barat, menjalani penanganan medis di rumah sakit, Senin (21/11/2022) petang.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, menyebutkan data pada Senin, tercatat sebanyak 162 orang meninggal dunia akibat gempa di Cianjur bermagnitudo 5,6 tersebut.

Dari jumlah tersebut, mayoritas korban adalah anak-anak. Mereka menjadi korban karena saat kejadian sedang belajar di madrasah atau pesantren.

Serta sebanyak 362 warga luka-luka dan 13.734 orang mengungsi.

"Tercatat di call center BPBD ada 162 yang meninggal dunia. Mayoritas yang meninggal dunia adalah anak-anak, kita sangat prihatin," ucap Emil, sapaan akrabnya, di Pendopo Bupati Cianjur, Senin malam pukul 21.30 WIB.

Meski demikian, pihaknya masih melakukan pendataan berapa jumlah anak yang menjadi korban gempa tersebut.

"Nah, per malam ini kita masih mengklasifikasi persentasenya, tapi laporan di lapangan selalu menyebutkan secara kualitatif mayoritas anak-anak," tuturnya.

Baca juga: UPDATE: Korban Meninggal Gempa Cianjur Bertambah Jadi 268 Orang, 122 Jenazah Teridentifikasi

Sementara itu, rumah rusak dengan skala 60-100 persen berjumlah 2.345 unit. Selain itu ada 2-3 lokasi jalan yang terisolasi.

Emil memastikan kondisi jalan nasional dilaporkan sudah kembali normal.

Namun, pihaknya belum mendapat laporan lebih lanjut terkait lima mobil yang terperangkap. Dilaporkan juga dua gardu listrik padam dan hanya satu yang berfungsi.

3. Nasib Pelajar SMP marah-marah ke polisi

Tangkapan layar video viral siswa SMP tak pakai helm di jalan raya mengamuk saat ditegur polisi.Istimewa Tangkapan layar video viral siswa SMP tak pakai helm di jalan raya mengamuk saat ditegur polisi.

Pelajar SMP di Sidoarjo, Jawa Timur yang sempat viral karena marah-marah dan mengumpat kepada polisi saat ditilang sudah diberikan pembinaan.

F diberhentikan saat lampu mereah karena tidak memakai helm ketika berkendara, justru marah dan mengumpat saat direkam.

Orangtua dan pihak sekolah juga sudah datang dan akan memberikan pembinaan kepada siswa tersebut.

Baca juga: Nasib Pelajar SMP di Sidoarjo yang Marah-marah ke Polisi Saat Ditegur Tak Pakai Helm

Siswa SMP itu pun sudah meminta maaf dan mengakui kesalahannya.

Bahkan, F meminta maaf sambil bersimpuh di pangkuan orangtuanya di hadapan polisi, pihak sekolah, dan Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo.

"F menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada orangtuanya sambil bersimpuh," ujar Kanit Gakkum Satlantas Polresta Sidoarjo Iptu Ony Purnomo.

Pihaknya tidak mengenakan pasal pelanggaran lalu lintas kepada F karena masih di bawah umur.

4. Sejumlah Hakim PN Samarinda Dituding Mafia Hukum

Suasana depan kantor Pengadilan Negeri Samarinda Jalan M Yamin Samarinda, Kaltim, awal November 2022.ZAKARIAS DEMON DATON/KOMPAS.com Suasana depan kantor Pengadilan Negeri Samarinda Jalan M Yamin Samarinda, Kaltim, awal November 2022.

Foto wajah sejumlah hakim yang bertugas di Pengadilan Negeri Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) tersebar di media sosial karena dituding terlibat dalam praktik mafia hukum.

Seorang warga Samarinda bernama Hanry Sulistio sekaligus pemilik akun yang mengunggah foto - foto itu di akun Facebook, Twitter dan YouTube miliknya.

Baca juga: Dituding Mafia Hukum, Foto Wajah Para Hakim Pengadilan Negeri Samarinda Disebar di Medsos

Humas Pengadilan Negeri Samarinda Rakhmad Dwi Nanto akan mengambil langkah tegas menyikapi hal tersebut.

Dia menilai penyebarluasan foto para hakim dengan narasi tuduhan itu telah merendahkan harkat martabat hakim dan lembaga peradilan umumnya.

"Sudah disikapi oleh pimpinan. Kami sudah dialog dengan Komisi Yudisial mengenai langkah-langkah apa yang akan ditempuh. Masih dipertimbangkan, bagaimana baiknya," ungkap Rakhmad saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/11/2022) malam.

5. Posisi Sesar Cimandiri dekat dengan Sesar Lembang

Peta gempa dangkal (kedalaman kurang dari 30 km) di Jawa Barat periode 2009 sampai dengan 2015 terkait lokasi gempa awal/sebelum relokasi (foto atas) dan setelah relokasi (foto bawah).geoscienceletters.springeropen.com Peta gempa dangkal (kedalaman kurang dari 30 km) di Jawa Barat periode 2009 sampai dengan 2015 terkait lokasi gempa awal/sebelum relokasi (foto atas) dan setelah relokasi (foto bawah).

Sesar Cimandiri yang disebut sebagai penyebab gempa di wilayah Cianjur, Jawa Barat (Jabar), pada Senin (21/11/2022), posisinya berdekatan dengan Sesar Lembang.

Hal ini disampaikan Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB), Irfan Meilano.

Dia menjelaskan, Sesar Cimandiri terbentang dari selatan Sukabumi hingga Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang tak jauh dari posisi Sesar Lembang.

Baca juga: Apa Itu Sesar Cimandiri, Penyebab Gempa Cianjur dan Kenapa Begitu Dahsyat hingga 162 Orang Meninggal?

"Itu (sesar) dimulai dari selatan Sukabumi, Palabuhanratu, masuk ke Kota Sukabumi, Selatan Cianjur, bergerak sampai daerah Rajamandala Bandung Barat, dan sangat dekat dengan sesar Lembang," kata Irfan, dikutip dari TribunJabar.id, Selasa (22/11/2022).

"Jadi cukup panjang, tapi terbagi dalam beberapa segmen, bukan satu sesar yang panjang, tapi terbagi ke beberapa bagian," imbuhnya.

Menurutnya, gempa Cianjur bisa saja berasal dari aktivitas Sesar Cimandiri yang memicu pergerakan Sesar Lembang

"Itu tidak kita harapkan, tapi yang kami pahami ada sebuah gempa yang kemudian menambahkan tegangan di bidang gempa lain, tapi tidak harus menghasilkan gempa baru," ujar Irfan.

"Ada beberapa kasus yang kemudian itu mengakibatkan gempa lain, namun ada juga yang tidak," tandasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Kota Solo, Fristin Intan Sulistyowati, Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani, Kontributor Cianjur, Firman Taufiqurrahman, Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton| Editor Khairina, David Oliver Purba, Riska Farasonalia, Muhamad Syahrial)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com