SEMARANG, KOMPAS.com - Sekitar 10 tahun ke belakang penurunan tanah yang cukup masif terjadi di Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
Data Pemerintah Kota Semarang, wilayah pesisir Kota Semarang mengalami penurunan tanah 10 hingga 15 sentimeter.
Lurah Tanjung Emas Sony Yudha mengatakan, berdasarkan data yang dia terima dari pusat, penurunan tanah di daerahnya mencapai 10 sampai 15 sentimeter.
"Kalau di wilayah Kelurahan Tanjung Emas memang berkurang sekarang wilayahnya," jelasnya.
Sony mengaku belum mengetahui secara pasti berapa luasan wilayah Kelurahan Tanjung Emas yang sudah hilang.
"Yang hilangnya berapa kilometer saya belum menghitung secara pasti," paparnya.
Namun, secara kasat mata memang terlihat beberapa rumah penduduk, tempat penampungan ikan, pom bensin dan pemakaman yang sudah tenggelam.
"Sekarang sudah kosong di sana, tak ada yang menghuni," ujarnya.
Dia menjelaskan, dulunya bagian wilayah tersebut masuk di RW 16 Kampung Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang.
"Lokasinya mungkin langsung berbatasan langsung dengan bibir pantai sehingga tak bisa diselamatkan," katanya.
Sampai saat ini, total populasi warga Kelurahan Tanjung Emas sekitar 31.000 warga. Tak terhitung warga yang sudah menyampaikan keluhan kepadanya.
"Kebanyakan pada mengeluh soal rob. Padahal rob itu juga berhubungan dengan penurunan tanah," imbuhnya.
Infromasi yang dia peroleh, rob di Kelurahan Tanjung Emas hanya datang satu bulan satu kali. Namun, saat ini rob datang setiap hari.
"Awalnya sebulan sekali, seminggu sekali dan sekarang satu hari satu kali rob datang," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua RW 16 Tambakrejo, Slamet Riyadi mengatakan, sampai saat ini sudah ada 25 rumah warga yang hilang akibat rob dan penurunan tanah.