SEMARANG, KOMPAS.com - Warga Tambaksari, Tanjung Emas, Kota Samarang, Jawa Tengah (Jateng) berhasil menyulap lahan kumuh untuk menanam sayuran dan buah-buahan.
"Ayo-ayo semangat biar cepat panen ibu-ibu," kata Ketua RW 15 Tambaksari Sri Wahyu kepada para ibu-ibu, Sabtu (5/11/2022).
Belasan ibu-ibu langsung bergerak ke sebuah lahan di tepi jalan Kampung Tambaksari yang sudah ditanam beberapa sayuran dan buah-buahan.
Baca juga: Waspada, Ancaman Covid-19 Masih Mengintai di Kabupaten Semarang
Awalnya lahan tersebut merupakan tempat kumuh yang tak terawat. Sejak pandemi Covid-19 warga mulai memanfaatkan lahan di tepi yang rawan rob itu untuk bercocok tanam.
Warga sempat kewalahan saat pertama bercocok tanam karena kontur tanah yang bercampur dengan air garam.
Hal itu membuat banyak tanaman yang layu hingga mati. Namun, warga tak patah arang, mereka mencoba mengambil tanah dari daerah lain untuk ditaruh di lahan tersebut.
"Akhirnya kita bisa menanam di sini," katanya bercerita.
Baca juga: Muncul Baliho Ganjar Nurut” di Kota Semarang, Ganjar: Enggak Tahu yang Buat Siapa
Penanaman lahan di kawasan rawan rob itu dimulai sejak 2021. Namun manfaatnya sudah bisa dirasakan banyak warga.
Jika dihitung, sudah ada 30 jenis tanaman di lahan tersebut seperti cabai, terong, kangkung, bayem, daun kelor, sawi, bayam merah, pisang, jambu, alpukat, dan beberapa tanaman lain.
"Bagi warga bisa ambil gratis dan memanfaatkan tanaman itu," paparnya.
Sri Wahyu menjelaskan, pemanfaatan lahan untuk tanaman itu juga berawal dari keresahan warga soal stunting.
Pada 2021, di RW 16 Tambaksari, banyak anak-anak stunting. Jumlahnya mencapai 23 anak. Ini disebabkan lingkungan kumuh dan asupan gizi yang kurang.
"Sini sering rob, makanan juga kurang gizi. Makannya kita tanam sayur dan buah agar gizi anak bisa terbantu," paparnya.
Menurutnya, adanya penanaman tersebut bermanfaat untuk warga. Pada 2022 jumlah anak yang stunting di RW 16 Tambaksari berkurang drastis.
"Sekarang tinggal 15 anak yang stunting," ujarnya.