Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga di Bima Blokade Jalan Tuntut Pelaku Penganiayaan Dibebaskan

Kompas.com - 16/11/2022, 12:16 WIB
Junaidin,
Krisiandi

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Sejumlah warga di Desa Tolo Uwi, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), memblokade jalan raya dengan kayu dan batu, Rabu (16/11/2022).

Aksi itu digelar untuk mendesak aparat kepolisian membebaskan penahanan YF (33) atas dugaan penganiayaan terhadap RN (26), warga dari Desa Tolotangga.

Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Monta AKP Takim membenarkan adanya aksi blokade jalan tersebut.

Aksi yang dilakukan warga sejak pagi tadi membuat arus lalu lintas di jalan utama penghubung warga di dua kecamatan tersendat.

Baca juga: Pembunuh Mahasiswa Unpad Ternyata Pernah Aniaya Korban dan Takut Foto Penganiayaan Disebarkan

"Sekarang kami bersama anggota di TKP masih terus melakukan pendekatan agar warga mau membuka jalan, karena ini sangat mengganggu," kata Takim saat dikonfirmasi, Rabu.

Takim menyampaikan, dalam aksinya warga mendesak agar polisi membebaskan YF, terduga pelaku penganiayaan RN yang ditahan setelah penjemputan paksa di rumahnya pagi tadi.

Menurut Takim, penganiayaan yang menimpa RN terjadi pada Senin (31/10/2022) lalu di Desa Tolotangga.

Saat itu, RN tengah mengemudikan mobil pikap, kemudian membunyikan klakson yang membuat YF terkejut.

Tidak terima, YF kemudian turun dari sepeda motornya lalu menganiaya RN hingga luka memar dibagian bibir.

Baca juga: Pembunuh Mahasiswa Unpad Ternyata Pernah Aniaya Korban dan Takut Foto Penganiayaan Disebarkan

"Atas kejadian itu RN melaporkan ke Polsek Mota. Kemudian dilakukan pemanggilan terhadap YF, karena mangkir kita jemput paksa dan yang bersangkutan langsung ditahan," ujarnya.

Sementara ini YF ditahan di Polsek Monta untuk kepentingan penyelidikan. Sementara untuk menyikapi reaksi keluarga dan warga di Desa Tolo Uwi, Takim mengatakan, jajarannya akan terus melakukan pendekatan dengan tokoh pemuda dan tokoh masyarakat setempat.

"Kita harap persoalan ini tetap diserahkan ke APH, jangan ada reaksi berlebihan karena nanti bisa berakibat hukum," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com