MATARAM, KOMPAS.com - Berawal dari masalah lingkungan, dalang cilik Sunan Satriaji Sulthan (12) siswa Kelas 1 SMP dan dalang remaja Imam Triana Syahputra (16) yang duduk di bangku SMA memainkan wayang kreasi dari botol dalam penampilannya.
Dua dalang yang tergabung dalam kelompok Yayasan Pedalangan Wayang Sasak atau Sekolah Pedalangan Wayang Sasak (SPWS) ini memainkan lakon Beriuk Jagak Gumi Paer (Bersama Menjaga Tanah Air) sebagai gambaran bagaimana sampah plastik merusak lingkungan dan menyebabkan Bumi rusak.
"Ini adalah lakon yang sering kami mainkan, tapi tidak pernah bisa, karena selalu ada kreasi dalam ceritanya. Kali ini kami menuju bumi baru, tempat yang lebih aman, tapi sama saja setelah alamnya dirusak, bumi baru jadi menakutkan, ancaman bencana di mana-mana," kata Imam usai pertunjukan.
Baca juga: Kisah Rifdhan, Dalang Cilik Usia 6 Tahun Asal Mataram yang Lestarikan Wayang Sasak
Wayang botol buatan mereka pun diberikan kepada penonton anak-anak sebagai oleh-oleh dan mengingatkan untuk selalu menjaga lingkungan dari sampah plastik.
Abdul Latif Apriaman, Ketua SPWS yang juga menjadi dalang dalam lakon wayang botol, ingin memberi pesan bahwa menjaga alam dan lingkungan adalah kewajiban sebagai umat manusia.
"Karena jika alam rusak kita semua akan musnah karena bencana, karena itu dimanapun kita berpijak menjaga alam dan kelestariannya dengan tidak mengotorinya dengan sampah sampah dari rumah kita, akan membuat bumi tetap tersenyum bahagia," ungkapnya.
Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Mataram (Unram), juga tertarik ikut serta mengunakan medium wayang sebagai media kampanye, mengatasi sampah di Kota Mataram.
"Kami tertarik mengajak adik-adik SLB di Mataram memainkan wayang sebagai media belajar tentang lingkungan, tapi karena wayang kulit sulit didapat dan mahal, kami mencoba mengunakan media wayNg botol," kata Melly R, mahasiswa semester 5 koordinator gerakan peduli lingkungan bagi anak anak usia sekolah.
Mereka telah melatih lakon stop sampah melalui wayang botol pada anak anak di SLBN 1 Mataram, dan akan menggelar pertunjukan 12 November 2022.
Melly mengatakan, satu anak satu wayang, agar anak-anak memiliki wayangnya sendiri untuk berekspresi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.