MATARAM, KOMPAS.com - Rifdhan Zamir Affan (6) memang masih duduk di kelas 1 Sekolah Dasar (SD), tetapi kemampuannya menjadi dalang wayang sasak (wayang kulit) harus diacungi jempol.
Pertunjukan Rifdhan membawakan wayang Serat Menak dimulai. Tangan kecilnya mulai mengambil wayang gunungan dan tokoh Jayengrane yang berperan melawan raksasa jahat yang ingin menguasai kerajaannya, sambil menyapa penonton dengan bahasa Kawi atau Jawa Kuno yang fasih.
"Tabek tabel sundalang samirane, tan pegiat hangurit tutur, amelaksaken cerite Rahine weengi. Yen salah den wacane Ingsun nede hampun Kang Hanonto. (Permisi saya hanyalah seorang dalang yang ingin berkisah, jika dalam cerita saya nanti ada kekeliruan, mohon saya dimaafkan)," suara kecil Rifdan menembus kelir (layar) putih dengan list hitam dalam pertunjukkannya beberapa pekan lalu di acara Pekan Wayang yang digelar di Taman Budaya Mataram.
Baca juga: Kisah Alby, Dalang Cilik Usia 9 Tahun Asal Yogya, Diajak Sandiaga Pentas ke Washington DC
Wayang yang ukurannya cukup besar dan berat, tak jadi soal. Rifdhan tetap menceritakan kisah perang dalam lakon Wi Darbe dengan rapi dan ciamik. Satu per satu tokoh dikeluarkan dalang cilik didikan Sanggar Jati Sware ini.
Kisah wayang sasak yang dibawakan Rifdhan menceritakan pertempuran kerajaan Magade dengan kerajaan Wi Darbe, di mana Maktal yang diutus Jayangrane (tokoh Raja dalam Wayang SaSak) melawan Patih kerajaan Wi Darbe.
Setelah perang tuntas, Rifdhan mengeluarkan wayang panakawan atau rerincikan dengan bahasa Indonesia.
"Hari ini saya berterimakasih karena telah diizinkan memainkan wayang Sasak di tempat ini," ucap Rifdhan di saat mengeluarkan tokoh panakawan.
Hasan Basri yang merupakan ayah Rifdhan mengatakan, anaknya sudah menyukai wayang sejak usia 3 tahun. Saat itu, Rifdhan pertama kali berkenalan dengan wayang lewat video pertunjukan, kemudian Rifdhan meminta dibuatkan wayang kulit.
"Karena harga wayang kulit mahal, jadi saya print-kan di kertas dan laminasi. Kemudian sudah berbentuk wayang, itulah yang dia mainkan, hingga akhirnya menemukan sanggar Jati Sware milik Dalang Sukardi," kata Hasan memulai kisah putranya.
Bagi Rifdhan, menceritakan adegan peperangan dalam pertunjukan adalah hal paling seru, meski wayang kulit terasa berat di genggamannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.