Milda (17), asisten rumah tangga (ART) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan mengaku menjadi korban penganiayaan oleh majikannya sendiri, LR (70).
Ia melaporkan LR ke Polrestabes Makassar pada Senin (11/11/2021). Milda sehari-hari bertugas memeriksa kadar gula darah LR.
Penganiayaan terjadi saat LR membangunkan Milda dengan terburu-buru sekitar pukul 04.00 Wita.
“Belum waktunya saya cek darah ibu dari majikan saya, karena masih jam 4 subuh. Cuma memang orang ini (terlapor) tidak sabaran, sampai langsung menggigit dan mencakar,” aku Milda.
Baca juga: ART di Makassar Diduga Dianiaya Majikan, Korban: Paling Sering Tangan Dipukul dan Dikata-katai
Setelah mendapat penganiayaan itu, korban pun berusaha bangun dan memeriksa darah ibu majikannya. Namun, penganiayaan itu terus berlanjut hingga korban pun menangis.
Milda mengaku sudah sering dianiaya oleh majikannya hingga ia pun melaporkan majikannya ke polisi.
“Kalau dianiaya sudah tidak bisa dihitung. Biasanya juga dikata-katai, cuma saya tidak kasih masuk di hati. Soal pukul, setiap kasih bangun pasti dipukul. Paling suka tangan dipukul dan keluar kata-kata yang tidak pantas,” beber Milda.
Baca juga: Mengaku Dianiaya Majikan, ART di Makassar Lapor Polisi
FF (54), warga Surabaya, Jawa Timur diamankan karena menyiksa asisten rumah tangganyanya EAS (47) pada Selasa (18/5/2021).
Tak hanya menyiksa ART-nya, FF juga memaksa korban memakan kotoran kucing dan tak memberi upah dengan alasan korban tak menuruti perintahnya.
EAS bekerja di rumah F sejak April 2020 dan sejak bekerja, ES kerap mendapatkan penyiksaan dengan selang, pipa hingga setrika.
Sementara itu di Sleman, Irmawati membuat laporan ke polisi karena disiksa majikannya, And dan istrinya pada Senin (18/4/2022),
Irmawati bercerita awalnya ia bekerja di rumah Adn di Kroya, Cilacap, lalu pindah ke rumah ibu dari And ke Majaneng, Kroya.
Baca juga: Suami Susi ART Ferdy Sambo Baru Tahu Sang Istri Jadi Saksi, Pesannya: Jujur, kalau Tidak, Hancur
Pada tahun Januari 2022, korban ditawari oleh ibunda And untuk bekerja di kediaman And di Sleman untuk mengasuh anak balita.
Saat itu ia ditawari gaji Rp 1,7 juta. Tapi di bulan pertama, ia digaji Rp 1,1 juta, di hari kedua hanya dibayar Rp 700.000 dan mulai bulan ketiga, ia tak digaji.
Alasasannya adalah Irmawati diangap tak becus bekerja. Irmawati sempat menghubungi keluarganya untuk diminta dijemput.
Namun saat majikannya tahu, Irmawati tetap disiksa seperti dipukul dengan tangan kosong, atau shower hingga diisiram air panas dan dibenturkan ke tempok dan pintu. Rambutnya juga dipotong acak di bagian depan.
Irmawati kemudian dipaksa membuat surat pernyatan maaf dan dipaksa untuk memukuli dirinya sendiri lalu direkam sebagai alibi Irmawati dianggap gila.
Baca juga: Kisah Pilu Rohimah, ART yang Disiksa Majikannya Selama 3 Bulan, Kerap Tidur di Luar Saat Hujan