Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawanan Burung Pipit Serang Tanaman Padi Petani di Boyolali, padahal Sudah Menguning dan Siap Panen

Kompas.com - 13/10/2022, 14:42 WIB
Labib Zamani,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Kawanan burung pipit menyerang tanaman padi milik para petani di wilayah Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Bahkan, para petani di wilayah tersebut sampai memasang jaring untuk mencegah tanaman padinya tidak dihinggapi burung pipit yang datang secara eksodus.

Camat Ngemplak Kabupaten Boyolali, Ari Wahyu Prabowo membenarkan, banyak burung pipit bermigrasi dan hinggap tanaman padi di wilayah Ngemplak.

Baca juga: Ratusan Hektar Padi Sawah Terendam Banjir, Petani Salu Battang Palopo Terancam Gagal Panen

Padahal, tanaman padi di wilayah Ngemplak ini sebagian besar sudah menguning dan memasuki masa panen.

"Memang betul jumlahnya (burung pipit) banyak ini cukup mempengaruhi hasil panen. Walaupun ini belum dihitung," ungkap Ari dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (13/10/2022).

Menurut Ari berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, beberapa petani yang memasang jaring sebagai langkah antisipasi agar tanaman padi tidak menjadi sasaran burung pipit.

"Memang sudah ada upaya beberapa petani pemilik lahan memberi jaring di atas tanaman padi. Ada juga yang masih bersifat manual kalau dalam istilah Jawanya itu gusah-gusah (mengusir) burung," kata Ari.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau petani di wilayah Ngemplak untuk menjaga tanaman padinya tidak dimakan kawanan burung pipit.

Bisa dimungkinkan apabila tanaman padi tidak dijaga dengan baik atau dipasangi dengan jaring pengaman, dapat berpotensi petani akan mengalami gagal panen.

Baca juga: Cara Budidaya Tanaman Padi Hitam

"Memang sangat berpotensi dengan jumlah burung yang banyak ketika tidak dilakukan upaya antisipasi ya bisa jadi itu nanti kemungkinan dalam satu lahan bisa gagal panen," terang dia.

Selain di wilayah Ngeplak, serangan hama burung pipit terhadap tanaman padi juga dialami petani di wilayah Banyudono.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali Bambang Jiyanto mengatakan serangan hama burung pipit tanaman padi biasanya terjadi ketika sistem taman padi tidak serempak.

Meski demikian, kata dia serangan hama burung pipit tersebur tidak terlalu mempengaruhi terhadap hasil panen padi petani.

Baca juga: Melalui Pertanian Padi Organik, Petani di Karawang Raup Cuan Ratusan Juta Sekali Panen

"Kerugian tidak signifikan sudah ada yang pasang jaring. Lahan yang terserang burung pipit adalah yang masa generatifnya tidak bareng dengan sekitarnya memang serangannya lebih tinggi," kata dia.

Bambang juga mengatakan pemasangan jaring pada tanaman padi terus dilakukan. Disamping itu, pihaknya terus melakukan pembinaan untuk meminimalisir kerusakan tanaman padi.

"Bila serangan burung tidak massal ya tidak signifikan menurunkan produksi, namun bila kawasannnya yang diserang meluas ya tentu kan mempengaruhi produktivitas persatuan luas lahan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Merasa Senasib, Baiq Nuril Beri Semangat kepada Mahasiswi PKL Korban Pelecehan

Merasa Senasib, Baiq Nuril Beri Semangat kepada Mahasiswi PKL Korban Pelecehan

Regional
Mantan Pegawai Bank BUMN Edarkan Uang Palsu di Warung Sate, Punya Cara Khusus Kelabui Korban

Mantan Pegawai Bank BUMN Edarkan Uang Palsu di Warung Sate, Punya Cara Khusus Kelabui Korban

Regional
Curi Motor dan Ponsel, Siswa SMA di Kupang Ditangkap Polisi

Curi Motor dan Ponsel, Siswa SMA di Kupang Ditangkap Polisi

Regional
Jelang Waisak, Vihara Maitreya Pangkalpinang Direnovasi

Jelang Waisak, Vihara Maitreya Pangkalpinang Direnovasi

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Regional
Pangdam Pattimura: Saya Akan Tindak Tegas Anggota yang Terlibat Politik

Pangdam Pattimura: Saya Akan Tindak Tegas Anggota yang Terlibat Politik

Regional
Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan

Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan

Regional
Dapat Suara Terbanyak, Abdullah Legawa Batal Jadi Anggota DPRD Purworejo 2024-2029

Dapat Suara Terbanyak, Abdullah Legawa Batal Jadi Anggota DPRD Purworejo 2024-2029

Regional
Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Regional
Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Regional
Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Regional
Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

Regional
Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com