Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Bom Bali I Biarkan Serpihan Ledakan di Tubuh Selama 20 Tahun

Kompas.com - 12/10/2022, 07:09 WIB
Yohanes Valdi Seriang Ginta,
Krisiandi

Tim Redaksi

Tak langsung dirawat

Tumini menuturkan, setiba di RSUP Sanglah dia ditempatkan di sebuah lapangan dan tidak lansung mendapat perawatan dari para petugas medis.

Ia menunggu kurang lebih enam jam untuk dirawat. Itu pun setelah suaminya datang dan mendesak para petugas medis untuk segara menanganinya.

Ketika sudah dirawat, dia juga tidak disuntik obat bius untuk mengurangi rasa sakit saat dioperasi pengangkatan kulit yang terbakar.

Tumini mengatakan, kondisi itu membuat suaminya sempat emosional dan marah ke dokter di rumah sakit. 

Baca juga: Korban Bom Bali Kecam Usulan Fadli Zon soal Pembubaran Densus 88

"Akhirnya dokternya jawab Pak jangan emosi karena banyak korban. Pak silakan Pak bawa, Akhirnya saya dibawa pake dipan, dirawat tanpa dikasih bius sama dokter langsung kayak orang potong ayam, digunting-gunting, saya teriak 'dok jangan semua karena saya enggak kuat', tapi dokter bilang kalau enggak bisa selesai sekarang besok infeksi susah sembuhnya," kata dia.

Tumini mengatakan, saat itu kemauan untuk tetap hidup sangat besar karena dia mengingat dua anaknya masih kecil. Dia tidak ingin kedua anaknya tumbuh besar tanpa adanya seorang ibu.

"Akhirnya mau enggak mau saya harus kuat enggak usah lawan penyakit itu, karena saya mengingat anak-anak saya masih kecil. Alhamdulillah saya sedikit demi sedikit kondisinya membaik dengan luka bakar 45 persen," katanya.

"Jadi saya setelah bom Tuhan berkata lain, saya dikasih tambahan momongan sekarang kelas II SMP. Dia juga dapat bantuan dari KIP (Kartu Indonesia Pintar). Kita tinggal berusaha untuk membesarkan dia biar sukses," tambahnya.

Baca juga: Dalang Bom Bali I Zulkarnaen Divonis 15 Tahun Penjara

Tumini rencananya melakukan operasi pemotongan usus yang membusuk pada Oktober 2022 ini. Biaya operasi medis ditanggung oleh pemerintah.

"Nah sudah sekian lama 20 tahun, sekarang akhirnya dia (usus) bermasalah membusuk di dalam akhirnya mau dipotong dengan 1 sentimeter. Saya sudah berkomunikasi dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) bahwa saya mau saya operasi dan alhamdulillah disetujui karena itu sakit dari ledakan," kata dia.

Seperti diketahui, tragedi Bom Bali I itu disebut sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.

Kala itu bom meledak di Sari Club dan Paddy's Pub Kuta dalam waktu hampir bersamaan pada 12 Oktober 2002. Tragdi ini merengut 202 jiwa melayang serta 209 orang luka-luka. Korban terbanyak adalah warga negara asing. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com