PKBI Sumbawa mendorong penggunaan teknologi digital dalam pelaporan temuan kasus melalui Aplikasi Si TB, yang diinput oleh kader dan operator di puskesmas. Selain itu, penanganan pasien TB dilakukan bersama dengan penyakit lain yang menyertainya (komorbid) seperti diabetes militus, HIV/AIDS, kebiasaan merokok dan kekurangan gizi.
"Ada 22 orang pasien TB yang sudah sembuh pada semester satu, tahun 2022,” sebut Wawan.
Eliminasi TB sangat jelas berorientasi pada masyarakat, pasien dan keluarganya. Sebab, banyak kasus tak terlapor karena banyak orang tidak mau terbuka atau mangkir berobat TB.
"Penyakit TB bukan kutukan, penderitanya tak pantas dikucilkan. Meski penyakit ini menular, tapi bisa disembuhkan. Pasien dan penyintas butuh dukungan keluarga dan masyarakat sekitar agar bisa melewati proses pengobatan tersebut. Semua orang bisa bergerak bersama untuk eliminasi TB," harap Wawan.
Baca juga: Menkes Budi Jabarkan 3 Upaya Akhiri Tuberkulosis di Tahun 2030 dalam Presidensi G20
Ketua PKBI Kabupaten Sumbawa, M Ikraman mengatakan, eliminasi TB melibatkan peran semua stakeholders lintas sektor dan lintas program termasuk masyarakat, kader TB, komunitas, swasta, dalam rangka peningkatan kualitas layanan, mengatasi stigma, mencegah faktor risiko, menjangkau populasi kunci, investigasi kontak, meningkatkan kepatuhan minum obat, dan advokasi kebijakan.
Ikraman menyampaikan upaya menghindari anak dari penyakit menular seperti TB dan HIV melalui komunikasi risiko dengan melibatkan berbagai pihak terutama komunitas sekitar di tingkat keluarga dan masyarakat.
Baca juga: WHO Minta Negara G20 Berinvestasi dalam Penanganan Tuberkulosis Global
Dukungan komunitas diharapkan mencegah stigma agar pasien dan penyintas tidak merasa sendiri. Kesadaran untuk periksa dan minum obat bersama termasuk mengajak anak-anak.
"Anak stunting belum tentu kurang gizi saja tapi bisa jadi positif TB laten juga," ungkap Ikraman.
Pendekatan melalui posyandu keluarga diharapkan bisa mengubah perilaku untuk hidup bersih dan sehat.
"Di pesisir terutama akses air bersih kurang memadai, dan di pusat kota seperti Sumbawa karena kepadatan penduduk," papar Ikraman.