Ketika mangkir dan tidak mau berobat. Pasien TB lepas dari pemantauan tenaga kesehatan.
"Pasien saya yang sedang menjalani pengobatan ada yang meninggal. Saya baru tahu meninggal setelah berkunjung ke rumahnya pada tahun 2021," kata Neti sambil menarik napas panjang.
Dalam menjalankan tugas penanganan dan pencegahan, Neti dibantu oleh para kader TB yang sudah dilatih oleh PKBI.
Wawan Hermansyah, koordinator program eliminasi TB PKBI Cabang Sumbawa mengkui mengajak warga menjalankan terapi pencegahan TB bukan perkara mudah. Ada yang menerima, tetapi lebih banyak yang menolak. Hal itu karena tidak punya gejala.
"Kami gencar sosialisasi TPT di lapangan, meskipun banyak penolakan," ujar Wawan.
Baca juga: Kemenkes Siapkan Skrining Tuberkulosis Lewat Mobile X-ray, Apa Itu?
Pasien maupun penyintas yang tidak mau memberikan TPT kepada anak mereka karena banyak misinformasi dan ketakutan pada efek samping obat. Padahal sebenarnya menurut para ahli, sambung Wawan, tidak ada efek samping pada obat terapi TB pada anak.
Langkah inisiatif yang dapat dilakukan untuk eliminasi TB yaitu kolaborasi, inovasi dan integrasi melalui testing untuk menemukan yang sakit, penelusuran kontak, surveilans, penanganan di tingkat fasilitas kesehatan dan komunikasi risiko.
Baca juga: Belajar dari Pandemi Covid-19, Ini Langkah Negara G20 untuk Akhiri Penularan Tuberkulosis
Wawan menyampaikan, kader TB sudah ada hampir di semua kecamatan. Kader TB sifatnya sukarela tapi digaji dari aktifitas mereka melakukan investigasi kontak, pendampingan pengobatan pasien, dan mendorong orang bergejala untuk berobat.
"Kami sudah latih totalnya 58 orang, tetapi yang aktif hanya 32 orang," sebut Wawan.
Kader ini rutin melakukan kunjungan ke rumah, puskesmas dan rumah sakit, melihat dan memantau warga yang memiliki gejala TB, mengambil spesimen dahak untuk diuji oleh operator TB di puskesmas.
Berdasarkan data PKBI, kasus TB terlapor di Kabupaten Sumbawa, pada tahun 2020 semester kedua ada 220 kasus. Pada tahun 2021 ada 490 kasus, sedangkan tahun 2022 semeseter 1 Januari sampai Juli total 228 kasus sedangkan semester 2 nanti laporannya pada bulan Desember.
"Terbanyak kasus di Kecamatan Sumbawa dan daerah pesisir seperti Alas Barat, Utan dan lainnya," ungkap Wawan.