Tak dipungkiri, Deviana sempat takut pada efek samping obat tersebut, namun dia lebih takut lagi jika penyakit itu menular kepada sang buah hati.
Ketika sang anak menjani TPT pada tahun 2021 lalu, Devina mengatakan tidak ada efek samping obat. Bahkan, nafsu makan anaknya juga bertambah.
"Anak saya rutin minum obat selama 3 bulan TPT," sebut Devina.
Baca juga: Tuberkulosis Jadi Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia, Menkes Jabarkan Upaya Penanganannya
Ketika lingkungan sekitar tidak menjalani hidup bersih dan sehat, anak rentan terkena TB. Ini disampaikan Neti Susilawati, Pemegang Program TB Puskesmas Unit 1 Sumbawa.
Ia mengatakan, dari hasil investigasi kontak pada pasien TB ekstraparu yang masih usia anak, faktor penyebabnya karena lingkungan.
Sepertinya saat sang ibu mengandung sering terpapar asap rokok maupun sirkulasi udara di sekitar rumah yang kurang bagus. Ditambah lagi saat anak lahir daya tahan tubuhnya lemah sehingga membuat infeksi bakteri semakin parah.
Baca juga: Awas Pengobatan Tidak Tuntas Bisa Sebabkan Tuberkulosis Resisten Obat
"Dua pasien anak dengan TB ekstraparu masih dalam masa pengobatan sekarang," sebut Neti Selasa (27/9/2022).
Lebih jauh, pasien anak ini tidak ada keturunan atau keluarga yang positif, dan tetangga di sekitar rumah juga negatif.
Meskipun ada anaknya menderita TB, tetapi orangtua maupun tetangga sekitar enggan menjalankan TPT. Bahkan, N (38) dan R (52), pasien TB yang tinggal di lingkungan Keluhan Bugis dan Kelurahan Pekat juga mangkir TPT. Padahal, sangat rentan dengan tingkat kepadatan penduduk dan kondisi rumahnya tidak memiliki sirkulasi udara yang bagus.
Hal itu menjadi faktor pemicu mereka terkena TB. Tetapi orangtua dan tetangga mereka tidak ada yang mau minum obat TPT. Mereka juga tidak ada yang memakai masker saat bertemu dan bercengkrama sehari-hari.
"TB laten yang kita takutkan, karena tidak bergejala tetapi bakteri ada di dalam tubuh dalam waktu cukup lama," ungkap Neti.