Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerima Paket Angkat Bicara soal Keterlibatan Dirinya dalam Benda Meledak di Asrama Polisi Sukoharjo

Kompas.com - 27/09/2022, 17:35 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Penerima paket yang meledak di Kawasan Asrama Polisi (Aspol) Grogol Indah Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, berinisial A (22) beri penjelasan atas keterlibatannya dalam kasus tersebut.

Laki-laki yang bertempat tinggal di Dusun Janjir, Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, itu membenarkan dirinya menerima paket dari CV Mandiri Sujono.

"Dulu itu belinya tahun 2021 lalu. Kebetulan pesanannya dari Indramayu dan Pati. Buat mercon, memeriahkan acara Idul Fitri tahun lalu," ujarnya pada Selasa (27/9/2022).

Baca juga: Buntut Ledakan di Asrama Polisi Sukoharjo, Polres Cimahi Perketat Akses Masuk Markas

Saat menceritakan hal itu, A menjelaskan saat itu karena ada sisa pembuatan bahan mercon. Ia berinisiatif untuk menjual bahan sisa tersebut di media sosial.

"Saat posting di Facebook, lalu di WhatsApp diajak COD. Ternyata dipancing buat razia, terus ditangkap," jelasnya.

"Ditangkap seminggu sebelum Lebaran, barang-barangnya dibawa semua, itu juga buat ngusir tikus," lanjutnya.

Barang bukti yang dirazia itu, berisi bahan petasan, seusai ledakan menyisakan bubuk hitam dua kantong plastik dengan ukuran 1 ons 4 bungkus plastik, serta residu kemudian ada uceng atau sumbu peledak, pada Minggu (25/9/2022).

Bahkan dirinya sempat dimintai keterangan oleh pihak kepolisian, pasca ledakkan tersebut dengan status saksi.

"Kaget, saat itu sudah selesai, diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Kemarin dibawa dimintai keterangan lagi di Polres Sukoharjo, dari jam 21.00 sampai 01.30 WIB. Dimintai keterangan, bisa dapat bagaimana," ujarnya.

Baca juga: Polda Jateng Belum Tahu Alasan Bripda Dirgantara Bawa Paket Berisi Petasan yang Meledak di Asrama Brimob

Diberitakan sebelumnya, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi telah memastikan adanya razia tersebut masuk registrasi Polresta Solo pada 2021.

Namun, terkait alasan barang bukti razia berada di rumah korban dan ada upaya pemusnahan secara mandiri. Pihaknya masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan ketujuh saksi berstatus pengirim, penerima, korban, keluarga dan tetangga korban.

Kejadian ini diduga adanya kelalaian anggota kepolisian, membuat paket barang bukti bahan petasan meledak.

Hasil penyelidikan sementara, asal muasal benda dalam bentuk paket kardus warna coklat itu, didapatkan Bripda Dirgantara saat melakukan razia di kawasan Jurug, Kota Solo, Jawa Tengah, pada 2021 lalu.

Namun, barang bukti itu tidak diserahkan dan diduga tidak diserahkan ke satuan tahanan dan barang bukti (Tahti) Polresta Solo, sehingga mengakibatkan ledakan tersebut.

Baca juga: Polisi Periksa Pengirim dan Penerima Paket Berisi Petasan di Asrama Polisi Sukoharjo

"Karena tidak sesuai prosedural dan akhirnya menimbulkan korban pada anggota. (Sanksi) Nanti kami lihat, karena anggota masih mengalami luka kami harus empati," kata Plt Kapolresta Solo Kombes Pol Alfian Nurrizal, pada Senin (26/9/2022).

Barang bukti sisa ledakan telah dimusnahkan oleh tim Gegana Polda Jateng setelah pelaksanaan olah TKP pada Minggu (25/9/2022) malam.

Dari hasil analisis sementara, Alfian menyebut, prosedur yang diterapkan oleh Bripda Dirgantara, melenceng dari aturan yang diterapkan.

"Itu tidak sesuai, karena sudah ada Kasat Tahti untuk mengumpulkan barang bukti. Tapi, setelah sehat kami interogasi, dan dilajukan secara aturan yang berlaku," kata dia.

"Ini kami tidak bisa mengetahui secara utuh, karena saat ini korban sedang mengalami luka bakar, sehingga tidak bisa kami mintai keterangan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kilas Daerah
Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Regional
Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Regional
Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Regional
Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Regional
Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Regional
Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Regional
Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com