Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartu Petani Berjaya, Cara Gubernur Arinal Tingkatkan Produktivitas Petani Lampung

Kompas.com - 20/09/2022, 18:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berada di bagian paling selatan Pulau Sumatera, menjadikan Lampung sebagai Provinsi di Luar Pulau Jawa yang paling dekat dengan ibu kota, Jakarta.

Salah satu potensi yang dimiliki Lampung adalah di bidang pangan. Baik itu perkebunan, peternakan, maupun kelautan.

Hasil bumi yang melimpah ini membuat pertanian Lampung menjadi lumbung pangan nasional dan menjadi pemasok 40 persen kebutuhan pangan Jakarta.

"Pangan kita merupakan penghasil utama 10 besar nasional. Mulai dari padi, jagung, singkong, kopi, cokelat, dan lainnya," ungkap Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat berkunjung ke kantor Kompas Gramedia di Jakarta, Senin (19/9/2022).

Baca juga: Arinal Jadi Orang Pertama yang Lihat Uang Baru di Lampung

Dia menyampaikan, saat pertama menjabat sebagai Gubernur, Lampung memproduksi padi di urutan nomor 6 di Indonesia.

"Mungkin sekarang padi kita di nomor lima," sambungnya.

Di sisi lain, Arinal berkata, Lampung tetap harus memenuhi kebutuhan beras untuk 9,1 juta jiwa penduduknya. Sehingga jika dihitung kasar, kebutuhan beras untuk rakyat Lampung sekitar 1,2 juta ton per tahun.

Program Kartu Petani Berjaya (KPB) Lampung

Menjadi salah satu penopang pangan di Indonesia, Arinal bersama jajarannya membuat program untuk terus mengembangkan desa dan menyejahterakan masyarakat, khususnya petani.

Salah satunya adalah dengan Kartu Petani Berjaya (KPB).

KPB merupakan program Pemprov Lampung untuk membantu meningkatkan produktivitas petani di Lampung, khususnya dalam mendapatkan benih, bibit, hingga pupuk.

Bukan hanya untuk petani padi saja, tetapi KPB dapat digunakan untuk semua bidang pangan mulai dari perkebunan, pertenakan, dan kelautan.

"Prinsip KPB itu, ketika (petani) mau tanam, benihnya ada. Ketika sudah tanam, pupuknya tersedia," ungkap Arinal.

Selain itu, jika Indonesia memiliki Kartu Petani untuk mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan agunan pribadi, Arinal menyebut, di Lampung KPB bisa digunakan untuk mengambil kredit petani dengan agunan Gubernur.

Namun ada syarat yang harus dipenuhi untuk mengambil kredit menggunakan KPB ini, yakni:

  • Petani memiliki tanah berupa sawah atau kebun pribadi
  • Petani menggarap tanahnya sendiri
  • Ada pernyataan dari Kepala Desa bahwa petani tersebut berkelakuan baik

Baca juga: Daftar Gubernur Lampung, Mulai dari Gubernur Kusno Danupoyo hingga Arinal Djunaidi

"Untuk setiap kredit dengan KPB, plafonnya Rp 50 juta. Namun saya menganjurkan, petani sudah menanami lahannya sebelum mengambil kredit dengan KPB," papar dia.

Hal tersebut agar uang kredit yang cair bisa digunakan untuk produktivitas lainnya, seperti contohnya memelihara ternak, sembari menunggu panen.

Dengan begitu, Arinal berharap, usaha petani dapat terus berjalan sepanjang tahun.

Untuk memudahkan petani mendapatkan bantuan modal usaha ini, Pemprov Lampung pun telah menggandeng sejumlah bank seperti BRI, BNI, Bank Mandiri, dan Bank Lampung untuk pembiayaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com